"Iya (menyasar korban perempuan), karena (perempuan) tasnya nggak dipegang," ujar Sandi kepada polisi di Mapolres Jakarta Pusat, Jalan Kramat, Senen, Jakpus, Senin (9/7/2018).
Yang menjadi incaran Sandi dalam melakukan penjambretan adalah tas yang dibawa korban. Tidak peduli tas bermerek atau tidak, yang penting tas tersebut gampang dijambret.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Video Penjambret yang Tewaskan Penumpang Ojol di Cempaka Putih Nyerah
"Saya ngelihat tasnya. (Tasnya) dipangku (oleh korban)," ungkapnya.
Dengan begitu, Sandi memperkirakan tas tersebut bakalan dengan mudah dia rampas dari korban. Namun, di luar dugaannya, korban Warsilah ternyata mempertahankan tasnya seketika dijambret Sandi.
Karena Sandi memacu motornya dalam kecepatan yang cukup tinggi, Warsilah pun terjatuh dari motor. Tubuhnya terempas dan kepalanya terbentur aspal hingga akhirnya meninggal dunia.
Sandi mengakui pernah melakukan penjambretan sebanyak delapan kali di kawasan Jakarta Pusat dan Jakarta Timur. Tapi dia mengaku selama itu belum ada korbannya yang sampai meninggal dunia dibuatnya.
"Belum, nggak ada," ucapnya.
Dia juga tidak berhasil membawa tas korban karena korban mempertahankan tasnya itu. "Nggak ada," tuturnya.
(mea/mea)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini