"Kalau nekat hanya memakai sandal, kakinya beku. Sudah tidak kerasa apa-apa lagi," tutur Kepala UPT Dieng Banjarnegara Aryadi Darwanto saat dihubungi detikcom, Jumat (6/7/2018).
Tidak hanya itu, menurutnya tangan sampai sulit mengoperasikan smart phone lantaran dingin. Sehingga, meski tetap terasa dingin, namun sebaiknya memakai sepatu serta sarung tangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disampaikan, berdasarkan pengalaman sebelumnya untuk memprediksi datangnya embun es atau disebut bun upas jika pada malam hari sekitar pukul 20.00 WIB suhu sudah mencapai 12 derajat celsius. Biasanya, dini hari embun es sudah mulai terlihat di daun serta rumput.
"Dan biasanya tidak ada angin. Jadi suhu akan semakin turun pada dini hari hingga pagi hari," terangnya.
![]() |
"Kalau berbicara menarik, pasti banyak wisatawan yang penasaran. Namun di sisi lain membuat tanaman kentang mati jika terkena embus es," ujarnya.
Terbukti, dengan beredaranya video embus es di Dieng banyak wisatawan yang mengaku penasaran ingin melihat langsung. "Hanya dari video yang beredar di media sosial aja sudah banyak yang bertanya karena penasaran," kata Aryadi.
Sementara itu, ketua Pokdarwis Dieng Kulon, Alif Fauzi, mengatakan fenomena tersebut layak jika dijadikan salah satu daya tarik wisata di Dieng. Namun dia mengaku belum tahu bagaimana mengemas wisata terkait munculnya embun es.
"Memang benar, embun es atau bun upas ini menarik bagi wisatawan. Apalagi, ini terjadi di lingkungan penduduk bukan di puncak gunung. Tetapi mau seperti apa kami belum tahu," tuturnya. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini