Kepala Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Slamet Raharjo, mengatakan munculnya embun es atau yang oleh warga disebut bun upas pada Jumat dini hari lebih tebal dari sebelumnya.
Berdasarkan pengalaman sebelumnya, embun es tersebut masih akan muncul kembali. Apalagi, saat ini baru awal musim kemarau. "Tadi pagi sekitar 5 derajat celsius suhu di Dieng. Biasanya bisa di bawah 3 derajat sampai 0 derajat," terangnya kepada detikcom.
![]() |
Ada pemandangan yang cukup menarik di pagi hari ketika hamparan di dataran tinggi tersebut ditutup embun es layaknya diselimuti salju tipis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dieng Diselimuti Salju! Simak Videonya:
"Awalnya saya kira hanya 20 hektar yang terdampak, namun setelah siang yang daun yang berubah kuning dan mengering semakin banyak. Sekitar 30 hektar tanaman kentang. Bahkan yang dulu tidak terkena dampak bun upas, sekarang terdampak," lanjut Slamet.
Seorang petani kentang di Desa Dieng Kulon, Dikda Subagya, mengatakan melihat ketebalan bun upas Jumat pagi tadi, dipastikan tidak hanya akan berdampak pada tanaman kentang. Namun juga tanaman yang daunnya berbulu.
"Salah satunya daun carica. Ini bisa menjadi kuning kemudian layu dan mati," tuturnya.
![]() |
Upaya petani untuk menyiasati fenomena alam ini dengan menyemprotkan air ke tanaman pada malam hari atau memasang jaring di kebun kentang. Namun, upaya tersebut belum maksimal.
"Maksunya disiram itu untuk menghilangkan embun sebelum membeku, tetapi kalau kebunnya luas banyak yang tidak tertolong," jelasnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini