Saat bersamaan, sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasis Pengawal Demokrasi (AMPD) dan Forum Dosen Karyawan Pro Demokrasi (FDK Prodem) melakukan aksi demonstrasi menolak pelantikan itu. Dalam aksinya mereka membawa replika keranda mayat beserta pocong sebagai simbol matinya demokrasi.
![]() |
Sebelumnya, 26 anggota senat melakukan pemilihan terhadap dua calon rektor yakni Yagus Triana dan Yat Rospia Brata. Hasilnya Yagus Triana memperoleh 16 suara dan Yat Rospia Brata memperoleh 10 suara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Yayasan Pendidikan Galuh Otong Husni Taufik menuturkan pihak yayasan memutuskan melantik Yat Rospia Brata sebagai Rektor Unigal sesuai peraturan. Bahkan ia menyebut pelantikan legal karena sudah melalui proses normatif.
"Sudah diputuskan melantik Yat Rospia Brata sesuai dengan undang-undang yayasan, statuta dan aturan yayasan tentang pengangkatan dan pemberhentian dosen dalam jabatan struktural Unigal," ujar Otong usai pelantikan.
Otong mengajak kepada mahasiswa untuk kembali menimba ilmu dan dosen yang turun ke jalan untuk kembali bersama bekerja.
"Mari bekerja kalau mau, yang tidak ya itu hak mereka. Selaku manusia kami masih ada toleransi. Sama-sama memajukan Unigal," ucapnya.
Terkait dengan sanksi bagi dosen yang ikut demonstrasi, Otong mengaku akan melihat situasi yang berkembang. Tidak menutup kemungkinan ada sanksi sesuai aturan jika ditemukan ada pelanggaran.
"Untuk ancaman pemecatan yang beredar itu kami tidak mengetahui, tidak ada komentar. Kalau ada sanksi itu sesuai aturan," katanya.
![]() |
Sementara, Rektor Unigal Yat Rospia Brata usai dilantik berharap pihak yang melakukan demo untuk melakukan langkah persuasif sesuai aturan dan etika yang ada di kampus.
"Sekarang harus tunduk pada keputusan yayasan dan taat sesuai tupoksinya masing-masing," ujar Yat.
Yat mengaku masih mentolerir langkah demonstrasi tersebut bila dilakukan secara internal. Namun akan melakukan langkah lebih jauh bila dibawa keluar terutama disebar di media sosial.
"Kalau seperti itu terus tentunya akan kami lakukan pembinaan. Bila masih, maka akan disampaikan ke yayasan atau kopertis. Mari sama-sama memajukan Unigal," jelasnya.
Sementara itu, dalam orasinya saat demo Ketua FDK Prodem Dedi Herdiansyah Sujaya menolak pelantikan Rektor Unigal periode 2018-2022. Sebab pelantikan tersebut merupakan penodaan terhadap demokrasi. Ia meminta rektor terpilih hasil suara senat untuk menempuh jalur hukum demi tegaknya demokrasi. (tro/tro)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini