Agus menuturkan, kitab berumur sekitar 300 tahun itu menjadi manuskrip tertua yang dikoleksinya. Kitab ini didapatkan Agus dari seorang tabib di kawasan Badas, Kediri.
Menurutnya, kitab kuno ini ditulis tangan di atas kertas Daluwang. Kertas tersebut terbuat dari kulit pohon Gelugu yang dipipihkan. Manuskrip kuno ini masih menggunakan aksara Pegon.
"Isinya mengenai pengobatan tradisional dan tauhid," kata Agus kepada wartawan di rumahnya, Dusun Payaksantren, Desa Rejoagung, Ngoro, Jombang, Rabu (6/6/2018).
Manuskrip berisi Babad Bojonegoro koleksi Agus juga tergolong kuno. Kitab yang dibelinya seharga Rp 1 juta ini sudah menggunakan kertas Telo. Kertas tersebut dibuat oleh home industry di Tulungagung menggunakan bahan dedaunan.
![]() |
"Manuskrip ini memakai aksara Jawa, cuma bahasanya agak kuno. Umur naskah sekitar 100-an tahun," terangnya.
Untuk mengumpulkan koleksinya itu, staf pengajar Fakultas Ilmu Pendidikan jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Hasyim Asy'ari (Unhasy), Jombang ini mengaku tak menghabiskan dana yang besar. Ini karena sebagian besar kitab kuno tersebut didapatkan secara cuma-cuma.
Mereka memilih menghibahkan kitab kuno kepada Agus dengan harapan agar lebih bermanfaat. Hingga saat ini, duit yang dia keluarkan untuk mendapatkan puluhan manuskrip kuno itu hanya berkisar Rp 3 juta.
"Paling mahal saya beli Rp 1 juta, itu manuskrip Babad Bojonegoro. Kitab ini menggunakan aksara Jawa, ada dua jilid dari bahan kertas Telo. Umur naskah sekitar 100-an tahun," tutupnya.
Tonton juga video 'Heboh Penemuan Bangunan Kuno di Pasuruan, BPCB Cek Lokasi':
(lll/lll)