Menelusuri Pasar Tertua Oman di Nizwa

Jazirah Islam 2018

Menelusuri Pasar Tertua Oman di Nizwa

Nadila Fitria - detikNews
Senin, 28 Mei 2018 05:48 WIB
Pasar Nizwa adalah pasar tertua di Oman. Foto: Hanggoro Mukti/Jazirah Islam TRANS 7
Nizwa - Salam hangat dari Oman, negeri kaya minyak di Semenanjung Arab. Suhunya tak main-main. Memasuki musim panas, suhu merangkak naik hingga 42 derajat celcius.

Tak hanya Muskat, ibukotanya, yang menarik di Oman. Ada kota Nizwa, yang terkenal dengan pasar antiknya. Pasar Nizwa adalah pasar yang cukup tua di Oman. Pedagang di pasar Nizwa adalah Omani alias warga lokal.

Berbeda dengan pasar di Muskat, di mana rata-rata pedagangnya adalah bangsa India. Di Pasar Nizwa, beragam pernak-pernik dijual. Aneka tembikar, perhiasan, hingga barang antik dapat ditemukan di sini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Ada satu benda yang jadi aksesori wajib bagi pria Oman. Tongkat. Ya, tongkat! Dan tidak hanya orang tua yang menggunakan tongkat ini. Saat pria pergi ke acara pernikahan atau pemakaman, mereka harus menggunakan baju gamis dishdasha, turban, dan tongkat.

Bukan sebagai tumpuan berjalan, tapi untuk dibawa. Setiap pria Oman wajib punya satu tongkat atau lebih. Harga tongkat Oman bervariasi. Paling murah, dua rial saja atau sekitar Rp 80 ribu. Hingga yang paling mahal seratus rial, setara dengan Rp 4 jutaan.

Menelusuri Pasar Tua Nizwa di OmanBeragam pernak pernik dijual di Pasar Nizwa. Foto: Hanggoro Mukti/Jazirah Islam TRANS 7


Selain tongkat, ada dishdasha, atau gamis ala Oman. Pakaian yang wajib dikenakan oleh semua pria lokal, alias Omani. Umumnya berwarna putih, untuk menangkal panas matahari.

Pakaian ini dilengkapi dengan turban untuk kegiatan resmi. Para pria Oman mahir melilitkan turban di kepala. Caranya ternyata memang tidak sulit. Kain turban yang berbentuk segi empat, dilipat dua bagian menjadi segitiga. Gulung setengah bagian kain, dan letakkan tengahnya di dahi lalu lilitkan ke sekeliling kepala. Mudah kan?

Menelusuri Pasar Tua Nizwa di OmanBaju gamis disdasha. Foto: Hanggoro Mukti/Jazirah Islam TRANS 7


Kota Nizwa punya benteng pertahanan kuno setinggi 40 meter yang masih berdiri tegak hingga sekarang. Suasana yang ditawarkan benteng berumur empat abad ini, membuat banyak wisatawan datang yang ingin melihat seperti apa kehidupan Oman di zaman kuno.

Di sini, saya juga menemukan wanita Oman dengan baju tradisional memasak reggag. Berbahan tepung terigu, air dan sedikit garam, wanita Oman ini membuat reggag, dengan sangat terampil.

Memasak reggag.Memasak reggag. Foto: Hanggoro Mukti/Jazirah Islam TRANS 7


Reggag adalah menu sarapan bagi masyarakat gurun sebelum penemuan minyak. Kalau dulu reggag hanya disajikan polos, kini reggag divariasikan dengan bermacam isian yang lezat. Tambahkan satu butir telur, kemudian ratakan di atas reggag setengah matang. Kemudian lipat menjadi dua bagian dan oleskan madu.



Di tempat wisata seperti inilah, saya bisa bertemu dengan wanita lokal dan bercengkrama langsung. Karena biasanya, wanita Oman tak mau muncul di publik.

Masyarakat Oman juga punya kerajinan tangan, yakni anyaman dari daun palem dan daun kurma. Sayangnya, kerajinan tangan ini tidak lagi diteruskan oleh kaum mudanya. Hanya tersisa pengrajin tua, yang penuh semangat membuat berbagai peralatan rumah tangga.



Seperti apa keseruan perjalanan tim Jazirah Islam di Oman? Saksikan cerita lengkapnya dalam program Jazirah Islam, Senin 28 Mei 2018 pukul 15.00 WIB di TRANS 7


Tonton juga perjalanan Jazirah Islam di Jepang berikut ini:


(rns/rns)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads