Dari Negeri Matahari Terbit, Bertemu Cahaya Hidayah di Indonesia

Jazirah Islam 2018

Dari Negeri Matahari Terbit, Bertemu Cahaya Hidayah di Indonesia

Dinda Tahier - detikNews
Jumat, 25 Mei 2018 12:28 WIB
Host Jazirah Islam Dinda Tahier dan Chihiro. Foto: Daeng Nico/ Jazirah Islam TRANS 7
Tokyo - Allah memberikan hidayah kepada umat-Nya melalui jalan yang berbeda-beda. Tak terkecuali jalan hidayah yang diberikan pada seorang mualaf dari Yokohama, Jepang, Chihiro.

Chihiro mengenal Islam pertama kali saat duduk di bangku kuliah. Suatu ketika, Chihiro mendapat tugas mewawancarai orang dari berbagai agama. Tugas ini pada akhirnya membawa Chihiro mengenal Islam lebih jauh. Namun baru setahun lalu Chihiro menjadi muslim.

"Ketika pertama kali saya membaca Alquran dalam bahasa Inggris, saya terkejut. Kenapa ini begitu dekat dengan kehidupan pribadi saya? Dari situlah saya semakin tertarik untuk mempelajarinya. Dan saya berpikir, sepertinya agama Islam adalah agama terbaik untuk saya," kisahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Sekarang, Chihiro senantiasa berusaha untuk menjalankan perintah Allah. Dia menutup aurat dan hanya makan makanan yang halal. Meski sulit, Chihiro tidak pupus harapan.

Tak seperti di Indonesia, dimana di setiap sudut kita bisa menemukan makanan halal dengan mudah, bagi muslim di Jepang, halal merupakan sesuatu yang langka. Namun kini, seiring kian banyak pendatang muslim, toko yang menjual makanan dan minuman halal mulai
tumbuh di Negeri Matahari Terbit ini.

Dari Negeri Matahari Terbit, Bertemu Cahaya Hidayah di Indonesia Toko Spicy Food milik orang Pakistan. Foto: Daeng Nico/ Jazirah Islam TRANS 7


Salah satunya toko Spicy Food Network milik orang Pakistan. Di toko ini, barang halal yang dijual kebanyakan impor. Bahkan ada beberapa bahan makanan khas Indonesia.

Di Tokyo, selain di Akihabara, toko halal ini juga buka di daerah Okachimachi. Harga daging kambing dan sapi di sini, dibanderol dari 800 hingga 1500 yen atau tidak lebih dari Rp 200 ribu.

Tokyo memiliki 9 masjid. Salah satunya adalah Masjid Camii, masjid terbesar yang ada di Tokyo. Masjid Camii dibangun pada tahun 1938 oleh komunitas Islam Turki di Jepang. Tak heran, arsitekturnya membuat mata para pengunjung dimanjakan oleh megahnya warna warni khas Turki.

Dari Negeri Matahari Terbit, Bertemu Cahaya Hidayah di Indonesia Miyu mengucap dua kalimat syahadat. Foto: Daeng Nico/ Jazirah Islam TRANS 7


Alhamdulillah, pada kunjungan ini, tim Jazirah Islam bisa menyaksikan seorang perempuan muda asli Jepang yang baru saja memeluk Islam. Hari ini, Miyu resmi menjadi muslim.

"Setahun lalu saya berkunjung ke Indonesia, di sana saya bertemu banyak muslim yang sangat baik. Setelah saya pulang kembali ke Jepang, saya belajar tentang Islam," tutur Miyu.

Miyu menjadi mualaf.Miyu menjadi mualaf. Foto: Daeng Nico/ Jazirah Islam TRANS 7


Sejak kepulangannya dari Indonesia, Miyu rajin membaca Alquran dan mengikuti banyak kelas tentang pelajaran Islam. Dari sana Miyu berpikir, hidup ini sebenarnya untuk apa?

"Dulu saya tidak berpikir hidup yang baik itu bagaimana. Keluarga saya, mereka tidak terlalu kaget. Jadi saya bisa melakukan apa pun yang saya inginkan," sambungnya.



Di usia yang baru menginjak 20 tahun, Miyu telah memutuskan jalan hidupnya sendiri. Bulan Agustus nanti, setelah menyelesaikan kuliah, dia akan pindah ke Indonesia. Miyu akan menjadi seorang guru bahasa Jepang di salah satu sekolah menengah atas di Bogor.



Saksikan kisah lengkap geliat kehidupan muslim di Jepang dalam program Jazirah Islam, Jumat 25 Mei 2018 pukul 15:00 WIB


Tonton juga perjalanan Jazirah Islam di Prancis berikut ini:


(rns/rns)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads