Inovasi yang dimaksud adalah persewaan kuda tunggang dan bendi (delman berukuran kecil, red).
Untuk bisa naik kuda ini, wisatawan hanya dikenakan tarif Rp 30 ribu untuk sekali jalan.
"Kalau bendi isi 3 orang masing-masing Rp 15 ribu," tutur Syamsuri salah satu pengelola kuda wisata di Telaga Ngebel kepada detikcom, Jumat (4/5/2018).
Syamsuri menambahkan bendi juga bisa disewakan untuk satu keluarga dengan tarif Rp 40 ribu, juga untuk sekali jalan.
Kuda wisata ini menambah ragam wahana wisata yang ada di Telaga Ngebel, mulai dari perahu, speed boat dan perahu pancal. Ada pula spot foto terbaru yang berupa patung naga.
![]() |
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Ponorogo, Sapto Djatmiko mengungkapkan dukungannya kepada pengembangan pariwisata di area Telaga Ngebel. Bahkan ia menyebut Telaga Ngebel sebagai destinasi andalan di Bumi Reog.
"Kami juga telah membuat forum diskusi untuk kemajuan Ngebel bersama Menteri Pariwisata dan tim perlindungan konsumen, karena di Ngebel juga ada hotel, restoran, warung dan wisata anak-anak," ujar Sapto.
Namun Sapto mengingatkan, berbagai wahana yang ada di darat sebisa mungkin tidak mengelilingi telaga karena dikhawatirkan mengganggu arus lalu lintas.
"Karena jalannya itu bukan untuk wisata saja tapi juga untuk umum, kalau digunakan untuk wisata lalu lintas padat disana," terangnya.
Pemerintah setempat dan pengelola telaga pun menyepakati kuda tunggang dan bendi bisa dinaiki di sekitar Telaga Ngebel dengan menyusuri jalan-jalan pedesaan yang ada di sekitar telaga.
"Jadi naik kudanya bisa naik ke atas di belakang kantor Kecamatan dan Koramil itu, ke jalan-jalan desa tapi tidak meninggalkan view telaga," pungkasnya.
(lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini