Sebab, di sepanjang jalan menuju telaga banyak dijumpai warga memajang buah durian yang masih segar baru dipetik. Meski yang dijual merupakan durian lokal, namun rasanya tak kalah dengan durian lain.
Dengan warna putih kekuningan durian Ngebel jenis lokal Ponorogo diserbu pembeli. Sebab, harganya yang murah.
"Ini durian lokal mas, tapi rasa tidak kalah dengan durian yang mendunia loh. Rasanya juga manis legit banget. Ini, masih asli lokal soalnya. Ini sudah mulai ramai banyak yang panen," jelas Puji, seorang pedagang durian warga RT 2 RW 1 Desa/Kecamatan Ngebel, Jumat (24/11/2017).
Puji mengaku panen musim durian baru 2 mingguan. Puncak panen, hingga di bulan Januari. Itu terjadi setiap tahun. Sementara harga yang ditawarkan bervariatif. Mulai Rp 15 ribu ukuran paling kecil hingga Rp 100 ribu ukuran paling besar.
"Puncak panen biasanya banjir durian bulan Desember hingga tahun baru Januari. Ini belum seberapa, nanti malah makin banyak. Untuk harga paling kecil ini Rp 15 ribu dan paling besar ini Rp 90 ribu-Rp 100 ribu," tutur Puji.
Ditemani sang suami Tanto (30), Puji menuturkan dirinya mulai menjajakan durian pukul 07.00 WIB-18.00 WIB. Bedaknya di pinggir telaga berhadapan dengan terminal dan peron pintu masuk dari arah Dolopo Madiun.
Salah satu pengunjung bernama Wulan (35) asal Surabaya mengaku suka durian Ngebel. Karena rasanya yang khas. "Saya dari Surabaya rutin kalau musim durian pasti ke Telaga Ngebel beli durian mas," jelas Wulan.
Durian Ngebel merupakan 1 dari 4 jenis durian di Ponorogo. Tiga jenis lainnya yakni durian montong, durian kampung dan durian kanjeng. Dan yang paling banyak diminati, adalah durian ngebel. Selain durian, saat ini juga waktunya musim buah manggis, pundung dan nangka.
"Ada 4 jenis durian di Ponorogo tapi yang paling diminati durian Ngebel rasanya alami. Di samping itu bijinya juga kecil," jelas Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni saat dihubungi. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini