"Saat itu sekitar pukul 18.00 WIB, ada pria ciri-ciri botak, berkumis, berkaca mata dengan tulisan advokat di bajunya. Sebelumnya saya belum mengenal beliau. Beliau berdiri di depan pintu IGD saya sapa, 'maaf pak ada yang bisa saya bantu' terus dia langsung masuk duduk di bangku dokter Michael dan temen saya duduk di sebelah saya. Dia berkata, 'dokternya mana' sedang istirahat di ruang istirahat," kata Suhaidi saat bersaksi untuk Fredrich Yunadi di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jl Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Kamis (29/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suhaidi mengatakan, Fredrich mengungkapkan tujuannya bertemu dokter karena ada kepentingan kliennya dirawat. dr Michael yang saat itu sedang tidak berada di ruangannya pun kemudian dia panggil.
"Lantas dia bicara, 'ada klien saya mau masuk, saya mohon dengan kecelakaan mobil'. Kemudian teman saya menjawab kami hanya perawat tidak bisa memutuskan. Kami lansung masuk dan memanggil dr Michael," jelasnya.
Menurutnya, dr Michael sempat berbincang dengan terdakwa. Namun dr Michael tidak langsung mengambil keputusan dan menelepon dr Bimanesh Sutardjo.
"Keluar dr Michael kemudian bicara, ketemu terdakwa. Terdakwa menyatakan keinginannya ingin memasukkan klien dalam kondisi kecelakaan mobil. tapi tidak langsung memutuskan dan menelepon dr Bimansh tapi tidak tersambung. Kemudian si terdakwa disuruh keluar setelah keluar saya tidak tahu," terangnya.
Suhaidi mengatakan setelah azan magrib berkumandang, dr Bimanesh tiba di RS Medika dan langsung bertemu dengan dr Michael. Suhaidi mendengar jika dr Bimanesh menanyakan soal kedatangan pasiennya.
"Selesai salat magrib dr Bimanesh datang. Ketemu dr Michael (tanya) 'pasien saya sudah datang belum'. Kemudian di ruang IGD itu ada supervisor tadi suster Nana, dan Apri, dan suster Dina. Dijawab Nana, 'belum dok'," jelasnya.
Suhaidi mengaku mendengar pembicaraan antara dr Bimanesh dan dr Michael saat dirinya sedang menyiapkan obat. Suhaidi juga melihat jika dr Bimanesh sempat menulis surat pengantar.
"Posisi saya kan baru menyiapkan obat, tapi posisi saya dengan meja dr Michael deket kira-kira 3 langkah. Saya dengar 'ya udah kalau dr Michael ngggak mau biar masuk lewat poli saya saja'. Terus saya lihat dia menulis surat pengantar, tapi terkait isi saya tidak membaca," terangnya.
"Dipegang sama dokter Michael dan mengasih ke suster Nana. Selanjutnya dr Bimanesh, 'Ya udah saya tunggu di lantai 3 aja'. Kemudian keluar ke dr Bimanesh dan suster Nana," imbuhnya.
Suhaidi mengatakan setelah dr Bimanesh dan suster Nana keluar, tak berselang lama pasien yanf diketahui Setya Novanto itu datang. Sesuai arahan dr Michael, Novanto kemudian langsung dibawa ke lantai tiga untuk masuk ruang rawat inap.
"Sekitar pukul 19.00 WIB ada security atas nama Purwadi, bilang 'Pasien, pasiennya udah dateng', minta selimut dan bantal. Terus saya konfirmasi ke dr Michael, 'ya udah langsung aja ke lantai 3'. Lantai 3 itu rawat inap. selanjutnya kejadian di atas saya tidak tahu sama sekali," terangnya.
(ams/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini