Ali berasal dari sebuah desa di Blitar. "Sudah beberapa hari tidak di rumah," kata kepala dusun setempat, Sukarman (53), kepada detikcom, Sabtu (24/3/2018).
Nama Ali cukup populer di desa. Dia memiliki aula yang bertuliskan nama padepokan. Rumahnya yang berada di sekitar kebun dalam kondisi sepi sejak kasus uang mainan untuk bayar rumah Mujiono terbongkar, Senin (19/3).
Sukarman menceritakan, Ali sudah lama tinggal di wilayahnya setelah menikahi warga setempat. Dia pernah jadi PNS tapi keluar. Menurut informasi yang didapatkan warga, dia menekuni ilmu tertentu.
"Sekitar 15 tahun lalu, dia mulai kedatangan banyak tamu yang golek tombo (cari obat). Yang golek tombo pada nginep empat sampai lima hari di rumahnya itu," papar Sukarman.
Yang membuat Sukarman jengkel, Ali tidak pernah mau melaporkan keberadaan tamu-tamunya ke pamong desa. Sudah beberapa kali Ali diingatkan, namun tak pernah dihiraukan.
"Kalau ada apa-apa dengan tamunya, dia ndak mau tahu, justru ditinggal pergi begitu saja," ucapnya.
Sukarman mengaku tak tahu ke mana Ali pergi. Dia tahu kasus uang mainan yang menyeret nama warganya dari media massa. Sukarman sempat mengkonfirmasi berita itu ke Polsek Kanigoro.
"Pak Kapolsek membenarkan, sempat datang ke sini. Tapi di mana posisi Ali sekarang, polisi sini juga bilang tidak tahu," pungkasnya.
Adik ipar Ali, Siti Muntamah (46), juga mengaku tidak tahu. Kepada detikcom, dia justru malah balik bertanya: apa mungkin diperiksa polisi?
Ali belum bisa dikonfirmasi terkait uang mainan yang diberikan ke Mujiono. Ia akan dipanggil polisi. "Rencana ada. Pelaksanaan belum," kata Kasatreskrim Polres Tulungagung AKP Mustijat Priyambodo, Jumat (23/3). (trw/trw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini