Novanto Minta Diskon Harga e-KTP untuk Fee Dirinya dan Anggota DPR

Jakarta - Mantan Ketua DPR Setya Novanto meminta diskon 50 persen dari harga chip untuk e-KTP. Selisih harga diskon itu disepakati untuk Novanto dan anggota DPR lainnya.

Awalnya, Novanto bertemu dengan Country Manager HP Enterprise Service Charles Sutanto Ekapradja di rumahnya. Saat itu, Charles menyampaikan kepada Novanto bahwa harga chip dari Johannes Marliem terlalu mahal.

Baca juga: Novanto Tanya e-KTP Bisa Pakai Produk China, Kenapa?

Baca juga: Setya Novanto: Gimana Mas Ganjar? e-KTP Sudah Beres, Jangan Galak Ya

"Pada saat itu, Charles menginformasikan bahwa harga AFIS merek L-1 terlalu mahal," kata jaksa KPK saat membacakan surat dakwaannya dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Rabu (13/12/2017).

Setelah itu, Novanto memanggil Andi Agustinus alias Andi Narogong dan Johannes Marliem ke rumahnya. Novanto meminta penjelasan terkait harga chip tersebut.

"Terdakwa kemudian secara khusus memanggil Andi Narogong dan Johannes Marliem ke rumahnya untuk meminta penjelasan terkait informasi dari Charles tersebut. Johannes menjelaskan bahwa harga produk AFIS merek L-1 adalah 5 sen dolar AS atau setara Rp 5 ribu," ujar jaksa KPK.

Baca juga: Istri dan Anak Novanto Beli Saham PT yang Ikut Konsorsium e-KTP

Baca juga: Didakwa Korupsi e-KTP, Ini Peran Setya Novanto Intervensi Anggaran

"Terdakwa lalu meminta diskon 50 persen dan akhirnya disepakati Johannes akan memberikan diskon sebesar Rp 40 persen atau setara 2 sen dolar AS atau setara Rp 2 ribu per penduduk. Setelah menerima penjelasan dari Johannes Marliem bahwa selisih harga diskon akan diberikan kepada terdakwa dan anggota DPR lainnya sebagai commitment fee 5 persen dari nilai kontrak, maka terdakwa memahami dan menyetujuinya," imbuh jaksa KPK.

Dalam perkara ini, Novanto didakwa menerima duit total USD 7,3 juta. Rinciannya, Novanto menerima melalui Made Oka Masagung USD 3,8 juta dan uang yang diterima melalui Irvanto Hendra Pambudi Cahyo pada 19 Januari 2012 seluruhnya USD 3,5 juta. Novanto juga didakwa mengintervensi proses penganggaran dan pengadaan barang dan jasa proyek tersebut.

Baca juga: Selain Duit USD 7,3 Juta, Novanto Juga Terima Jam Richard Mille

Baca juga: Setya Novanto Didakwa Terima Duit Korupsi e-KTP USD 7,3 Juta

Novanto dijerat dengan Pasal 2 ayat 1 atau Pasal 3 UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHPidana. (dhn/fdn)