Kata Sumarsono, jumlah tenaga profesional yang akan direkrut harus rasional. Yang penting tenaga profesional itu bisa membantu merealisasi program Anies dan wakilnya, Sandiaga Uno.
"Sebaiknya dilakukan rasionalisasi sesuai kebutuhan nyata tenaga ahli untuk mendukung program-program strategis Anies-Sandi. Lakukan revisi Pergub Nomor 411/ 2016 untuk mempertegas jumlah personel dan memperjelas penugasan, khususnya, sehingga legitimate," papar Sumarsono saat dimintai tanggapan melalui pesan elektronik, Kamis (23/11/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rekrutmen tenaga ahli harus ketat mengarah pada bidang keahlian sesuai kebutuhan yang dibiayai murni pos anggaran APBD, sedang staf yang tidak memiliki keahlian namun dibutuhkan gubernur/wagub, bisa dianggarkan dari biaya operasional gubernur/wagub," terang dia.
Pria yang karib disapa Soni itu meminta penugasan tenaga profesional tim gubernur harus jelas dan dibuatkan aturan tentang kode etik. Soni juga mengingatkan bahwa tenaga ahli hanya memiliki kewenangan sebatas memberikan masukan.
"Buat penegasan dan kode etik. Jangan sampai anggota TGUPP berperilaku sebagai 'gubernur bayangan' yang sering gunakan nama dan kewenangan gubernur. Perjelas, output tim ini adalah rekomendasi kepada gubernur dan tidak membuat keputusan, apalagi mengeksekusi," jelas dia.
"Jaga harmonisasi dengan SKPD, hindari duplikasi kewenangan tugas yang membingungkan perangkat daerah (SKPD) yang ada. TGUPP bukanlah perangkat daerah, namun tim ad hoc yang sifatnya sementara dan memiliki tugas-tugas khusus membantu langsung gubernur/wagub," pungkasnya.
Sebelumnya, pembahasan TGUPP antara Badan Keahlian Daerah (BKD) dan Komisi C DPRD DKI berlangsung alot. Tiga anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta tidak setuju dengan jumlah anggota tim gubernur.
Komisi C belum mau menyentuh usulan anggaran karena masih terfokus pada jumlah anggota. Tiga anggota Dewan yang tidak sepakat itu khawatir ada tumpang-tindih kewenangan dengan jumlah anggota TGUPP yang gemuk itu.
"Jadi kerjanya asisten ini seakan-akan tidak ada lagi, Pak. Contoh di percepatan di bagian pembangunan sudah ada orang di situ. Sementara asisten ini apa lagi tugasnya? Masih ada deputi lagi. Sekarang artinya begini, ini kan jadi duplikat yang terjadi," papar James saat rapat dengan jajaran Badan Kepegawaian Daerah DKI Jakarta di gedung DPRD, Jl Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (22/11). (ams/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini