Delapan hari menjelang pilpres pada 8 November mendatang, Trump menyanggah berbagai polling yang menyatakan dirinya terus mengekor Hillary baik secara nasional maupun untuk beberapa negara bagian. Dalam kampanyenya di Michigan, Trump menyinggung skandal email Hillary yang kembali mencuat.
Pengumuman Direktur FBI James Comey, pekan lalu, soal pengkajian ulang temuan baru yang diduga terkait penyelidikan email-email Hillary yang menggunakan server pribadi, diharapkan kubu Trump akan berpengaruh besar, secara negatif pada Hillary.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Trump menegaskan, dengan terus membiarkan bayang-bayang kecurigaan terhadap Hillary menggantung di masyarakat, akan memicu krisis bagi AS. "Akan membuat pemerintah dan negara kita terperosok dalam krisis konstitusional yang tidak bisa kita biarkan untuk terjadi," tegas Trump seperti dilansir AFP, Selasa (1/11/2016).
"Penyelidikan akan berlangsung selama bertahun-tahun. Persidangan mungkin akan dimulai," imbuh Trump dalam kampanye di Grand Rapids, Michigan.
Trump memprediksi, jika nantinya Hillary berhasil masuk ke Gedung Putih, maka AS akan menggelar persidangan bagi Presiden AS. "Kita akan menggelar sidang kriminal untuk seorang presiden yang masih menjabat," cetusnya.
Baca juga: FBI Kantongi Surat Perintah untuk Periksa Temuan Baru Terkait Email Hillary
Sementara itu, Hillary yang menggelar kampanye di Kent, Ohio, melontarkan kritikan pada Comey yang disebutnya memberikan pengumuman kepada parlemen dan publik tanpa memberikan bukti soal pelanggaran hukum.
"Sekarang mereka (FBI-red) tampaknya ingin memeriksa email-email salah satu staf saya. Tentu saja, mereka harus melakukannya," ucapnya.
"Dan saya yakini mereka akan mencapai kesimpulan yang sama seperti yang mereka peroleh saat mereka memeriksa email-email saya tahun lalu: tidak ada kasus di sini," tegas Hillary.
(nvc/ita)