Wakapolda Riau Brigjen Pol Adrianto Jossy Kusumo memimpin simulasi pengamanan markas komando (sispam mako) dan sistem pengamanan unjuk rasa (sispam unras) di Polres indragiri Hulu (Inhu). Brigjen jossy menekankan pentingnya kesiapan personel dalam mengantisipasi anarkisme.
"Kesiapan personel adalah kunci utama dalam menjaga stabilitas keamanan di wilayah. Lakukan setiap langkah dengan perhitungan yang matang dan tetap humanis," ujar Brigjen Jossy, di Polres Inhu, Selasa (4/11/2025).
Pada kesempatan itu, Wakapolda menyampaikan arahan agar Polres Inhu selalu melakukan pemetaan potensi kerawanan, menyiapkan strategi dengan matang, memastikan kesiapan sarana prasarana, serta menghindari segala bentuk konflik yang bernuansa SARA.
Brigjen Jossy menyampaikan rasa bangganya atas kinerja seluruh jajaran Polres Inhu. Ia berharap setiap personel serius dalam menjalankan tugas dan pokoknya sebagai anggota Polri.
"Sempurna itu susah, tetapi kita sudah melakukan yang terbaik. Kegiatan ini adalah bukti keseriusan kita dalam meningkatkan profesionalisme dan kesiapan menghadapi situasi yang tidak diinginkan," ucapnya.
Sementara itu, Kapolres Inhu AKBP Fahrian Saleh Siregar, menjelaskan kegiatan ini merupakan bentuk kesiapsiagaan Polres Inhu dalam menghadapi potensi gangguan keamanan dan ketertiban, terutama dalam situasi yang melibatkan unjuk rasa maupun ancaman terhadap keamanan markas komando.
"Simulasi ini menjadi wadah bagi seluruh personel untuk memahami langkah-langkah strategis dan taktis dalam menangani situasi darurat, agar setiap anggota mampu bertindak cepat, tepat, dan profesional di lapangan," ujar Fahrian.
Rangkaian kegiatan dimulai dengan pelaksanaan TWG (Tactical Wall Game). Usai TWG, kegiatan dilanjutkan dengan simulasi Sispam Mako dan Unras di depan Mapolres Inhu pukul Jl Ahmad Yani.
Dalam skenario, digambarkan adanya aksi massa akibat dugaan penganiayaan oleh oknum aparat terhadap warga Rengat yang menyebabkan luka berat. Massa yang berjumlah sekitar seribu orang bergerak menuju Mapolres Inhu untuk melakukan unjuk rasa.
Simulasi diawali dengan situasi hijau, di mana personel Polres Inhu melakukan deteksi dini dan pengumpulan data intelijen. Selanjutnya dilakukan Alarm of Stelling dan pengumpulan personel gabungan dari Polres Inhu, TNI, Satpol PP, Dishub, Dinkes, serta Damkar. Tim negosiator yang dipimpin Kanit Binmas berupaya melakukan dialog dan imbauan damai kepada massa, namun upaya tersebut tidak dihiraukan hingga situasi meningkat menjadi situasi merah.
Dalam situasi kritis, Kapolres Inhu berkoordinasi dengan Polda Riau untuk meminta bantuan Kompi PHH Brimob. Pasukan Brimob kemudian melaksanakan lintas ganti dan mengambil langkah pengendalian massa dengan formasi tameng sekat.
Setelah upaya persuasif tidak berhasil, dilakukan penyemprotan menggunakan water cannon untuk membubarkan massa. Akhirnya, situasi berhasil dikendalikan, provokator diamankan oleh Tim Tindak Polres Inhu, dan keadaan kembali kondusif.
Usai simulasi, Karo Ops Polda Riau Kombes Pol Ino Harianto, memberikan evaluasi terkait pelaksanaan kegiatan, termasuk pentingnya peningkatan koordinasi dan peran aktif komandan lapangan. Ia juga menyampaikan apresiasi atas dukungan dari TNI dan Pemerintah Kabupaten Inhu dalam kegiatan ini.
(mea/imk)