Dalam ilmu fisika, kita mengenal istilah besaran untuk menunjukkan bahwa sesuatu itu dapat diukur dan dinyatakan dengan angka. Beberapa contoh besaran misalnya massa, waktu, energi, perpindahan, kelajuan, kecepatan, dan gaya. Mengidentifikasi dari nilai (magnitude) dan arahnya, besaran dibagi menjadi dua yaitu besaran skalar dan besaran vektor. Besaran skalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai (besar) saja. Sedangkan besaran vektor atau biasa hanya disebut vektor di samping memiliki nilai juga memiliki arah.
Cara yang mudah dalam mengidentifikasi besaran skalar atau vektor dalam kehidupan sehari-hari adalah saat kita mengendarai kendaraan. Jarum pada speedometer misalnya menunjuk pada angka 80 km/jam, angka inilah yang menyatakan sebagai besaran skalar yaitu kelajuan benda. Jadi hanya berupa nilai atau besar atau angkanya saja. Sedangkan besaran vektornya adalah 80 km/jam menuju ke utara, selatan, atau tempat tertentu yang biasa disebut dengan kecepatan benda. Jadi ciri utama suatu vektor itu diidentifikasi dari arah gerak bendanya.
Cara yang mudah dalam mengidentifikasi besaran skalar atau vektor dalam kehidupan sehari-hari adalah saat kita mengendarai kendaraan. Jarum pada speedometer misalnya menunjuk pada angka 80 km/jam, angka inilah yang menyatakan sebagai besaran skalar yaitu kelajuan benda. Jadi hanya berupa nilai atau besar atau angkanya saja. Sedangkan besaran vektornya adalah 80 km/jam menuju ke utara, selatan, atau tempat tertentu yang biasa disebut dengan kecepatan benda. Jadi ciri utama suatu vektor itu diidentifikasi dari arah gerak bendanya.
Dalam representasi geometris matematis, vektor sering digambarkan sebagai anak panah yang dimulai dari suatu titik (atau asal vektor) dan menuju ke titik lain dalam ruang. Panjang anak panah tersebut menunjukkan nilai atau besar dari vektor, sedangkan arahnya menunjukkan arah dari vektor tersebut. Ada kesamaan dalam fisika maupun matematika bahwa vektor memiliki nilai atau besar dan arah. Ini berarti vektor tidak hanya memiliki nilai numerik, tetapi juga ditentukan oleh arahnya dalam suatu ruang.
Seberapa sering kita mengunjungi tempat yang belum pernah dikunjungi sebelumnya? Bagaimana agar kita bisa mengetahui rute menuju alamat tersebut? Zaman sekarang untuk menuju ke tempat yang belum pernah kita kunjungi sebelumnya sangatlah mudah. Kita tinggal menginstal aplikasi pengarah alamat di smartphone; ketika kita aktifkan, maka aplikasi akan menunjukkan rute yang dilalui, lama waktu dan jarak yang ditempuhnya.
Seperti yang ditunjukkan oleh google maps, aplikasi peta online gratis dari Google. Bagaimana sistem aplikasi ini bekerja? Kita hanya butuh smartphone yang terintegrasi dengan GPS (Global Positioning System). GPS merupakan sistem navigasi berbasis satelit yang bekerja dengan mengukur vektor-vektor perpindahan dari titik awal lokasi kita ke titik akhir lokasi yang dituju, satelit mengamati vektor-vektor perpindahan tersebut secara langsung (real time) dan mengirimkan hasil pengukurannya kepada kita.
Pembelajaran Bermakna
Jika diselami lebih dalam tentang konsep vektor, ada pembelajaran bermakna yang bisa kita dapatkan dan kemudian bisa diaplikasikan dalam perilaku kehidupan manusia guna menggapai kehidupan yang mulia. Dalam hubungannya dengan beragam aktivitas yang dilakukan manusia, berbicara konsep vektor, motivasi fisika adalah berbicara tentang tujuan dari semua aktivitas kehidupan manusia sehari-hari, mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi.
Seperti yang sudah ditunjukkan dalam aplikasi vektor sebagai penunjuk alamat, manusia harus memahami apa tujuan hidup di muka bumi. Dunia merupakan tempat persinggahan sementara bagi manusia, tempat melakukan perjalanan untuk menuju pada kehidupan yang abadi kembali pada Sang Pencipta. Aplikasi konsep vektor ke dalam perilaku kehidupan manusia bisa menjadi formulasi buat kita bagaimana menjalani berbagai aktivitas sampai kepada yang dituju.
Ada tiga kata kunci dalam pembelajaran bermakna dari konsep vektor yang bisa kita elaborasi lebih dalam untuk dikonversikan dalam perilaku kita sehari-hari. Tiga kata kunci tersebut adalah besaran, memiliki nilai (besar), dan memiliki arah.
Pertama, besaran. Konversi besaran ke dalam perilaku kehidupan manusia direpresentasikan dengan semua aktivitas yang dilakukan manusia. Besaran yang secara fisika didefinisikan sebagai segala sesuatu yang bisa diukur dan dinyatakan dengan angka adalah beragam aktivitas manusia berupa usaha, ikhtiar, kegiatan, atau aktivitas apapun yang kita lakukan sehari-hari.
Kedua, memiliki nilai. Konversi memiliki nilai atau besar maknanya adalah menunjukkan bahwa aktivitas yang dilakukan manusia haruslah memiliki nilai, berkualitas tinggi, optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Manusia memiliki akal, pikiran, dan hati nurani yang berbeda dengan hewan dan tumbuhan yang secara fitrah manusia ingin hidup bahagia. Kebahagiaan yang ingin dirasakan manusia tentu saja kebahagiaan yang sempurna, bahagia lahir maupun batin.
Kebahagiaan yang sempurna tidak cukup dengan hanya terpenuhinya kebutuhan lahiriah seperti banyak harta atau uang yang melimpah, namun manusia sangat mendambakan kebahagiaan batiniah seperti dihargai, dihormati, dan disayangi. Kebahagiaan batiniah tidak bisa diraih kecuali jika manusia memerankan sifat kemanusiaannya yang mulia, yang ditunjukkan dengan perilaku baik, menerapkan value (nilai-nilai) dalam kehidupannya, misalnya jujur, suka menolong, sungguh-sungguh, disiplin, santun, rendah hati, dan nilai-nilai lainnya.
Value merupakan nilai penting dalam diri manusia yang menentukan cara manusia berinteraksi dengan sesama. Nilai-nilai atau value harus dipegang oleh seseorang dan menjadi pedoman atau tuntunan dalam bersikap. Berbagai penelitian tentang kebahagiaan menjelaskan bahwa motivasi manusia melakukan tindakan-tindakan adalah untuk meraih kebahagiaan. Mengapa kita sekolah, bekerja, berteman, menikah, berkeluarga, semuanya dilakukan dengan motivasi ingin meraih kebahagiaan.
Kebahagiaan yang sempurna tidak cukup dengan hanya terpenuhinya kebutuhan lahiriah seperti banyak harta atau uang yang melimpah, namun manusia sangat mendambakan kebahagiaan batiniah seperti dihargai, dihormati, dan disayangi. Kebahagiaan batiniah tidak bisa diraih kecuali jika manusia memerankan sifat kemanusiaannya yang mulia, yang ditunjukkan dengan perilaku baik, menerapkan value (nilai-nilai) dalam kehidupannya, misalnya jujur, suka menolong, sungguh-sungguh, disiplin, santun, rendah hati, dan nilai-nilai lainnya.
Value merupakan nilai penting dalam diri manusia yang menentukan cara manusia berinteraksi dengan sesama. Nilai-nilai atau value harus dipegang oleh seseorang dan menjadi pedoman atau tuntunan dalam bersikap. Berbagai penelitian tentang kebahagiaan menjelaskan bahwa motivasi manusia melakukan tindakan-tindakan adalah untuk meraih kebahagiaan. Mengapa kita sekolah, bekerja, berteman, menikah, berkeluarga, semuanya dilakukan dengan motivasi ingin meraih kebahagiaan.
Makna "memiliki besar" dapat juga diartikan sebagai banyaknya perolehan materi yang didapatkan manusia dari hasil menjalankan aktivitas kehidupannya atau bentuk kesuksesan manusia dalam menjalani kehidupannya. Perolehan atau capaian yang besar, tentu saja perlu ditopang oleh keahlian (competency) dalam bidangnya dan perilaku baik yang dimiliki manusia.
Ketiga, memiliki arah. Konversi memiliki arah dalam perilaku kehidupan manusia adalah merepresentasikan bahwa aktivitas manusia harus dilandasi dengan arah tujuan atau orientasi hidup yang benar. Niat yang benar ditunjukkan oleh seseorang melakukan aktivitas dengan penuh keikhlasan. Ikhlas merupakan pekerjaan hati yang didasari oleh pikiran yang positif, tidak mudah menyerah dalam berusaha, tidak terputus asa.
Ada kekuatan jiwa yang dimiliki bagi seseorang yang ikhlas dalam menjalankan aktivitas kehidupannya, yaitu tidak akan merasa kecewa, tidak akan berputus asa. Rasa kecewa dan putus asa merupakan suatu reaksi alami yang terjadi pada seseorang yang timbul dikarenakan tidak ada kesesuaian antara harapan dengan kenyataan.
Tiga kata kunci dari konsep besaran vektor inilah yang hendaknya menjadi falsafah atau prinsip hidup kita dalam melakukan semua aktivitas kehidupan. Prinsip hidup yang seharusnya kita arahkan bukan terbatas pada besaran yang bertumpu pada perolehan materi sebagai bentuk raihan kesuksesan duniawi, namun juga pada tujuan hidup yang benar, bersifat ukhrawi. Semua aktivitas yang dilakukan harus disokong dengan perilaku, nilai-nilai kehidupan yang baik, kompetensi yang mumpuni dengan niat yang benar dan ikhlas.
Agus Nurihsan guru Fisika SMART Ekselensia Indonesia
Agus Nurihsan guru Fisika SMART Ekselensia Indonesia
Simak juga 'Saat Usaha Remaja 15 Tahun Hadirkan Listrik di Rafah, Berbekal Kipas Angin Bekas':
(mmu/mmu)