Pemerintah Kamboja mengatakan bahwa Thailand masih terus menjatuhkan bom di wilayahnya pada hari Sabtu (13/12). Ini terjadi beberapa jam setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan kedua negara tetangga tersebut telah sepakat untuk menghentikan pertempuran.
Bentrokan terbaru antara kedua negara tetangga di Asia Tenggara ini, telah menyebabkan sekitar setengah juta orang mengungsi di kedua belah pihak.
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Sabtu (13/12/2025):
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Rusia Hukum Bui Hakim-Jaksa ICC yang Perintahkan Tangkap Putin
Pengadilan Rusia pada hari Jumat (12/12) waktu setempat, menjatuhkan hukuman penjara kepada hakim-hakim senior Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan kepala jaksa penuntutnya. Ini sebagai tindakan balasan setelah pengadilan internasional tersebut mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin terkait perang Ukraina.
Sebelumnya pada tahun 2023, kepala jaksa ICC, Karim Khan mendakwa Putin dengan tuduhan mendeportasi anak-anak secara ilegal dari wilayah Ukraina yang diduduki Rusia. Moskow pun menanggapi dengan membuka kasus terhadapnya.
- Terus Gempur Kamboja Usai Ditelepon Trump, PM Thailand Bilang Gini
Perdana Menteri (PM) Thailand Anutin Charnvirakul mengatakan bahwa mereka melanjutkan operasi militer terhadap Kamboja, meskipun Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan kedua negara tetangga itu telah sepakat untuk menghentikan pertempuran setelah melakukan panggilan telepon dengannya.
"Thailand akan terus melakukan aksi militer hingga kami merasa tidak ada lagi bahaya dan ancaman terhadap tanah dan rakyat kami," kata PM Anutin dalam sebuah unggahan di Facebook, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (13/12/2025).
- Panas Lagi! 4 Tentara Thailand Tewas dalam Serangan Kamboja
Panas lagi! Pemerintah Thailand mengatakan pasukan Kamboja menewaskan empat tentara Thailand dalam serangan pada hari Sabtu (13/12). Perdana Menteri (PM) Thailand Anutin Charnvirakul pun membantah klaim Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahwa gencatan senjata telah disepakati untuk mengakhiri pertempuran mematikan selama beberapa hari.
Kekerasan antara negara-negara tetangga di Asia Tenggara ini telah menyebabkan sekitar setengah juta orang mengungsi di kedua belah pihak.
Setidaknya 24 orang tewas pekan ini, termasuk empat tentara Thailand yang menurut Kementerian Pertahanan Thailand tewas di daerah perbatasan pada hari Sabtu ini.
- Junta Myanmar Tewaskan 33 Orang dalam Serangan ke RS: Mereka Teroris!
Junta militer Myanmar membantah membunuh warga sipil dalam serangan udara di rumah sakit (RS) yang menewaskan setidaknya 33 orang.
Sebuah jet militer membombardir rumah sakit umum Mrauk-U di negara bagian Rakhine barat, yang berbatasan dengan Bangladesh, pada Rabu (10/12) malam lalu.
"Mereka yang tewas atau terluka bukanlah warga sipil, tetapi teroris dan pendukung mereka," demikian ditulis dalam sebuah artikel di media junta Myanmar, Global New Light of Myanmar (GNLM), dilansir kantor berita AFP, Sabtu (13/12/2025).
- Thailand Terus Jatuhkan Bom ke Kamboja Meski Trump Sebut Perang Selesai
Pemerintah Kamboja mengatakan bahwa Thailand masih terus menjatuhkan bom di wilayahnya pada hari Sabtu (13/12). Ini terjadi beberapa jam setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan kedua negara tetangga tersebut telah sepakat untuk menghentikan pertempuran.
Bentrokan terbaru antara kedua negara tetangga di Asia Tenggara ini, telah menyebabkan sekitar setengah juta orang mengungsi di kedua belah pihak.
Masing-masing pihak saling menyalahkan karena memicu kembali konflik tersebut.











































