Amerika Serikat (AS) mengungkapkan rencana Iran untuk membunuh Duta Besar Israel di Meksiko telah digagalkan. Pengadilan Turki merilis surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu atas tuduhan genosida dalam perang Gaza.
Seorang pejabat AS mengungkapkan bahwa rencana pembunuhan terhadap Dubes Israel Eniat Kranz Neiger mulai disusun oleh Pasukan Quds, pasukan elite Garda Revolusi Iran, pada akhir tahun 2024, dan berhasil digagalkan pada tahun ini. Iran membantah tuduhan itu dan menyebutnya sebagai "kebohongan besar".
Sementara itu, Kantor Kejaksaan Istanbul mengumumkan pada Jumat (7/11) bahwa pengadilan telah merilis surat perintah penangkapan terhadap 37 pejabat senior Israel, termasuk Netanyahu, atas tuduhan genosida dan kejahatan kemanusiaan terkait perang Gaza. Israel menyebut langkah Ankara itu sebagai "aksi publisitas".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Sabtu (8/11/2025):
- AS Bilang Rencana Iran Bunuh Dubes Israel di Meksiko Digagalkan
Amerika Serikat (AS) menuduh Iran menyusun rencana untuk membunuh Duta Besar (Dubes) Israel di Meksiko sejak akhir tahun lalu. Washington mengklaim rencana pembunuhan itu berhasil digagalkan, dan saat ini tidak ada ancaman berarti.
Seorang pejabat AS yang berbicara secara anonim, seperti dilansir Reuters dan AFP, Sabtu (8/11/2025), mengungkapkan bahwa rencana pembunuhan terhadap Dubes Israel Eniat Kranz Neiger telah aktif hingga paruh pertama tahun ini.
"Rencana tersebut telah digagalkan dan tidak menimbulkan ancaman pada saat ini," kata pejabat AS itu kepada Reuters.
- Turki Rilis Perintah Penangkapan Netanyahu terkait Genosida Gaza
Pengadilan Turki merilis surat perintah penangkapan atas tuduhan genosida, pada Jumat (7/11), terhadap Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dan sebanyak 36 pejabat senior dalam pemerintahannya terkait perang mematikan di Jalur Gaza.
Kantor Kejaksaan Istanbul dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP dan Anadolu Agency, Sabtu (8/11/2025), mengumumkan pengadilan telah merilis surat perintah penangkapan terhadap 37 pejabat senior Israel, termasuk Netanyahu, atas tuduhan genosida dan kejahatan kemanusiaan terkait perang Gaza.
Para pejabat senior Tel Aviv yang menjadi target perintah penangkapan tersebut mencakup Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Katz, Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir, Kepala Staf Umum militer Israel Letnan Jenderal Eyal Zamir dan Komandan Angkatan Laut Israel David Saar Salama.
- Iran Bantah Rencana Bunuh Dubes Israel di Meksiko: Kebohongan Besar!
Iran membantah keras tuduhan soal pihaknya merencanakan pembunuhan Duta Besar Israel di Meksiko, yang dilaporkan telah digagalkan. Teheran menyebut tuduhan yang dilontarkan Amerika Serikat (AS) itu sebagai "kebohongan besar".
Kedutaan Besar Iran di Meksiko dalam tanggapannya, seperti dilansir AFP, Sabtu (8/11/2025), menyebut tuduhan semacam itu dimaksudkan untuk merusak persahabatan antara Teheran dan Mexico City.
"Itu merupakan rekayasa media, sebuah kebohongan besar," tegas Kedutaan Besar Iran di Meksiko dalam bantahan yang disampaikan via media sosial X.
- Israel Geram Turki Rilis Perintah Tangkap Netanyahu, Sebut Erdogan 'Tiran'
Israel memberikan reaksi keras terhadap langkah pengadilan Turki merilis surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu atas tuduhan genosida dalam perang Gaza. Tel Aviv menolak tuduhan genosida dan menyebut langkah Ankara itu sebagai "aksi publisitas" belaka.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel, Gideon Saar, dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Sabtu (8/11/2025), bahkan menyebut Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sebagai "tiran".
"Israel dengan tegas menolak, dengan penghinaan, aksi publisitas terbaru oleh tiran Erdogan," kata Saar dalam pernyataan via media sosial X.
- Putin Berselisih dengan Menlu Sergei Lavrov? Kremlin Bilang Gini
Presiden Rusia Vladimir Putin dirumorkan berselisih dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Sergei Lavrov setelah rencana pertemuan antara sang pemimpin Kremlin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dibatalkan bulan lalu. Kremlin telah menepis berbagai rumor dan spekulasi yang beredar.
Rumor yang beredar, seperti dilansir Reuters, Sabtu (8/11/2025), menyebutkan Lavrov kehilangan dukungan Putin usai kegagalan rencana pertemuan dengan Trump.
Lavrov, diplomat veteran dengan gaya negosiasi yang kuat, berbicara via telepon dengan Menlu AS Marco Rubio pada 20 Oktober lalu untuk membahas kemungkinan pertemuan antara Putin dan Trump di Budapest, ibu kota Hungaria, yang diperkirakan membahas potensi kesepakatan damai untuk Ukraina.
Tonton juga video "Perintah Netanyahu Jika Pasukannya Diserang di Gaza: Serang Balik!"











































