Kelompok Hamas mengatakan pihaknya tidak akan berpartisipasi dalam pemerintahan di Jalur Gaza pascaperang. Hamas mengatakan akan melepaskan kendali atas Jalur Gaza, namun tetap menjadi "bagian fundamental" dari struktur Palestina.
Posisi Hamas tersebut, seperti dilansir AFP, Senin (13/10/2025), diungkapkan oleh seorang sumber Hamas, yang dekat dengan komite negosiasi kelompok tersebut, saat berbicara kepada AFP pada Minggu (12/10) waktu setempat. Sumber Hamas ini meminta untuk tidak disebut namanya karena membahas hal-hal sensitif.
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Senin (13/10/2025):
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Disambut Tangisan Warga Israel, Hamas Serahkan 7 Sandera
Ratusan orang yang berkumpul di Alun-alun Sandera Tel Aviv, Israel, pada Senin (13/10), meluap dengan kegembiraan, air mata, dan nyanyian saat kelompok Hamas diberitakan telah menyerahkan tujuh sandera dalam kelompok pertama yang dibebaskan, setelah dua tahun disandera di Jalur Gaza.
Kebanyakan warga datang sejak matahari terbit, seperti dilansir AFP, Senin (13/10/2025), membawa foto para sandera, dan mengibarkan bendera Israel yang dipasangi pita kuning, simbol gerakan yang menyerukan pembebasan para sandera.
Noga, yang mengenakan lencana bertuliskan "Hari Terakhir", membagikan rasa sakit dan kegembiraan yang dirasakannya dengan AFP.
- Iran Diundang ke KTT Gaza di Mesir, Tapi Tak Akan Datang
Pemerintah Iran mengatakan tidak akan mengirimkan perwakilan untuk menghadiri pertemuan puncak (KTT) perdamaian Gaza yang digelar di Mesir, meskipun Teheran mendapatkan undangan langsung dari Kairo.
Otoritas Iran, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Senin (13/10/2025), menegaskan bahwa baik Presiden Masoud Pezeshkian atau Menteri Luar Negeri (Menlu) Abbas Araghchi tidak akan hadir untuk memenuhi undangan KTT tersebut.
Kantor berita pemerintah Iran, IRNA, melaporkan bahwa Mesir telah mengundang Iran pada Minggu (12/10) malam untuk hadir dalam pertemuan yang akan diselenggarakan di resor Sharm el-Sheikh di tepi Laut Merah pada Senin (13/10) waktu setempat.
- Israel Akan Beri Penghargaan Sipil Tertinggi untuk Trump
Presiden Israel Isaac Herzog mengatakan pada Senin (13/10) bahwa dirinya akan memberikan penghargaan sipil tertinggi kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Penghargaan itu diberikan atas peran Trump dalam mengamankan pembebasan sandera Israel dari Jalur Gaza dan membantu mengakhiri perang.
"Melalui upayanya yang tak kenal lelah, Presiden Trump tidak hanya membantu memulangkan orang-orang tercinta kita, tetapi juga telah meletakkan fondasi bagi era baru di Timur Tengah yang dibangun di atas keamanan, kerja sama, dan harapan sejati untuk masa depan yang damai," kata Herzog dalam pernyataan yang dirilis kantor kepresidenan Israel, seperti dilansir AFP, Senin (13/10/2025).
"Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk menganugerahkan Medali Kehormatan Presiden Israel kepadanya," ucapnya.
- Macron Bilang Presiden Palestina Akan Hadiri KTT Gaza di Mesir
Presiden Palestina Mahmoud Abbas akan menghadiri KTT perdamaian Gaza yang akan berlangsung di Mesir pada Senin (13/10) waktu setempat. Presiden Prancis Emmanuel Macron menyampaikan hal tersebut dan menyebut kehadiran Abbas sebagai pertanda sangat baik.
KTT tersebut, yang akan dipimpin Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, akan dihadiri lebih dari 20 pemimpin negara untuk menandai gencatan senjata Gaza dan pembebasan para sandera Israel dengan imbalan para tahanan Palestina.
Abbas adalah rival Hamas yang tidak akan ikut menghadiri KTT tersebut.
- Hamas Bilang Tak Akan Lagi Memerintah Gaza Usai Perang
Kelompok Hamas mengatakan pihaknya tidak akan berpartisipasi dalam pemerintahan di Jalur Gaza pascaperang. Hamas mengatakan akan melepaskan kendali atas Jalur Gaza, namun tetap menjadi "bagian fundamental" dari struktur Palestina.
Posisi Hamas tersebut, seperti dilansir AFP, Senin (13/10/2025), diungkapkan oleh seorang sumber Hamas, yang dekat dengan komite negosiasi kelompok tersebut, saat berbicara kepada AFP pada Minggu (12/10) waktu setempat. Sumber Hamas ini meminta untuk tidak disebut namanya karena membahas hal-hal sensitif.
Pernyataan ini disampaikan beberapa hari setelah gencatan senjata di Gaza diberlakukan, dan ketika Hamas dan Israel membahas implementasi 20 poin rencana perdamaian yang diusulkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengakhiri perang.
Tonton juga video "Pertukaran Sandera Hamas-Israel Dimulai" di sini: