Iran Diundang ke KTT Gaza di Mesir, Tapi Tak Akan Datang

Iran Diundang ke KTT Gaza di Mesir, Tapi Tak Akan Datang

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 13 Okt 2025 16:52 WIB
Iranian Foreign Minister Abbas Araqchi arrives to Lebanon to meet with Lebanese officials, at Beirut international airport, Lebanon, June 3, 2025. REUTERS/Mohamed Azakir/File photo Purchase Licensing Rights
Menlu Iran Abbas Araghchi (dok. REUTERS/Mohamed Azakir/File photo Purchase Licensing Rights)
Teheran -

Pemerintah Iran mengatakan tidak akan mengirimkan perwakilan untuk menghadiri pertemuan puncak (KTT) perdamaian Gaza yang digelar di Mesir, meskipun Teheran mendapatkan undangan langsung dari Kairo.

Otoritas Iran, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Senin (13/10/2025), menegaskan bahwa baik Presiden Masoud Pezeshkian atau Menteri Luar Negeri (Menlu) Abbas Araghchi tidak akan hadir untuk memenuhi undangan KTT tersebut.

Kantor berita pemerintah Iran, IRNA, melaporkan bahwa Mesir telah mengundang Iran pada Minggu (12/10) malam untuk hadir dalam pertemuan yang akan diselenggarakan di resor Sharm el-Sheikh di tepi Laut Merah pada Senin (13/10) waktu setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KTT itu akan dipimpin bersama oleh Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

ADVERTISEMENT

Araghchi, dalam pernyataan pada Senin (13/10) pagi, mengumumkan bahwa Iran tidak akan hadir dalam KTT di Mesir tersebut meskipun mendapatkan undangan langsung dari Kairo.

"Baik Presiden Pezeshkian maupun saya tidak dapat berinteraksi dengan rekan-rekan yang telah menyerang rakyat Iran dan terus mengancam, serta memberikan sanksi kepada kami," tegas Araghchi dalam pernyataannya, merujuk pada AS.

Washington memang sempat bergabung dengan Israel dalam serangan yang menargetkan fasilitas nuklir Iran saat perang antara Teheran dan Tel Aviv berlangsung selama 12 hari pada pertengahan Juni lalu.

Ditambahkan Araghchi bahwa Iran tetap mendukung inisiatif apa pun "untuk mengakhiri genosida Israel di Gaza" dan untuk membela hak Palestina dalam menentukan nasib mereka sendiri.

Iran tidak mengakui Israel secara resmi dan telah menjadikan dukungan terhadap perjuangan Palestina sebagai pilar kebijakan luar negerinya sejak Revolusi Islam tahun 1979 yang menggulingkan shah Iran yang didukung AS.

Sementara itu, Al-Sisi sebelumnya menjelaskan bahwa pertemuan di Sharm el-Sheikh itu bertujuan untuk "mengakhiri perang di Jalur Gaza, meningkatkan upaya untuk membawa perdamaian dan stabilitas ke Timur Tengah, dan mengawali fase baru untuk keamanan dan stabilitas regional".

Secara garis besar, pertemuan itu akan mengkonsolidasikan gencatan senjata Gaza dan menguraikan kerangka kerja politik pascaperang.

Para pemimpin lebih dari 20 negara diperkirakan akan hadir, namun baik Israel maupun Hamas tidak akan berpartisipasi.

Simak juga Video Prabowo Bertolak ke Mesir Hadiri KTT Perdamaian Gaza

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads