Presiden Israel Isaac Herzog mengatakan pada Senin (13/10) bahwa dirinya akan memberikan penghargaan sipil tertinggi kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Penghargaan itu diberikan atas peran Trump dalam mengamankan pembebasan sandera Israel dari Jalur Gaza dan membantu mengakhiri perang.
"Melalui upayanya yang tak kenal lelah, Presiden Trump tidak hanya membantu memulangkan orang-orang tercinta kita, tetapi juga telah meletakkan fondasi bagi era baru di Timur Tengah yang dibangun di atas keamanan, kerja sama, dan harapan sejati untuk masa depan yang damai," kata Herzog dalam pernyataan yang dirilis kantor kepresidenan Israel, seperti dilansir AFP, Senin (13/10/2025).
"Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk menganugerahkan Medali Kehormatan Presiden Israel kepadanya," ucapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Herzog mengatakan penghargaan tersebut akan diberikan dalam "beberapa bulan mendatang", dan bahwa dirinya akan memberitahu Trump tentang keputusannya ketika presiden AS itu mengunjungi Israel pada Senin (13/10) waktu setempat.
Baca juga: Trump Nyatakan Perang di Gaza Sudah Berakhir |
Dalam kunjungan singkatnya ke Israel, Trump akan bertemu dengan keluarga para sandera dan berpidato di hadapan parlemen Israel.
Penghargaan Presiden Israel, menurut kantor kepresidenan Tel Aviv, diberikan kepada individu yang dianggap telah memberikan kontribusi luar biasa bagi negara Israel atau bagi kemanusiaan.
Israel sebelumnya telah memberikan penghargaan sipil tertinggi itu kepada mantan Presiden AS Barack Obama pada tahun 2013 lalu.
Israel dan Hamas akan melakukan pertukaran sandera-tahanan pada Senin (13/10) waktu setempat, sebagai bagian dari tahap pertama rencana perdamaian Gaza yang diusulkan Trump.
Trump mengumumkan pada Rabu (8/10) waktu AS pekan lalu bahwa Israel dan Hamas menyetujui tahap pertama dari rencana perdamaian 20 poin yang disusunnya untuk mewujudkan gencatan senjata Gaza.
Tahap pertama rencana perdamaian itu mencakup pembebasan semua sandera Israel yang ditahan di Jalur Gaza, dengan imbalan pembebasan sekitar 2.000 tahanan Palestina dan penarikan pasukan Israel secara bertahap dari seluruh wilayah Jalur Gaza. Tahap pertama mulai berlaku pada Jumat (10/10) siang waktu setempat.
Tahap kedua dari rencana perdamaian itu menyerukan pembentukan mekanisme pemerintahan baru di Jalur Gaza tanpa partisipasi Hamas, pembentukan pasukan keamanan yang terdiri atas warga Palestina dan pasukan dari negara-negara Arab serta Muslim, serta perlucutan senjata Hamas.
Simak juga Video: Warga Israel Sebut Trump Layak Mendapat Hadiah Nobel