Kapal-kapal Filipina dan China terlibat insiden terbaru di perairan Laut China Selatan yang menjadi sengketa. Filipina melaporkan satu awaknya luka-luka pada Selasa (16/9) akibat serangan meriam air yang dilancarkan oleh kapal Penjaga Pantai China di dekat beting yang disengketakan di perairan strategis tersebut.
Beijing menuduh kapal Manila secara sengaja telah menabrak kapalnya dalam insiden terbaru di perairan Laut China Selatan.
Insiden ini merupakan yang terbaru dari serangkaian konfrontasi antara Filipina dan China di jalur perairan krusial tersebut, yang hampir seluruhnya diklaim oleh Beijing, meskipun ada putusan internasional yang menyatakan bahwa klaim China itu tidak memiliki dasar hukum.
Juru bicara Penjaga Pantai Filipina Komodor Jay Tarriela, seperti dilansir AFP, Rabu (17/9/2025), mengatakan bahwa dua kapal China menggunakan meriam air saat mengejar kapal biro perikanan Filipina, BRP Datu Gumbay Piang, yang sedang mengirimkan ransum kepada nelayan-nelayan Filipina di dekat Scarborough Shoal.
Scarborough Shoal yang dikuasai China kerap menjadi titik rawan konflik antara kedua negara.
Otoritas Penjaga Pantai Filipina melaporkan bahwa serangan meriam air oleh kapal Penjaga Pantai China itu telah memecahkan kaca jendela di bagian anjungan kapal tersebut.
"Tindakan agresif ini berlangsung selama sekitar 29 menit, mengakibatkan kerusakan signifikan, termasuk pecahan kaca dari jenderal di bagian belakang anjungan," sebut Tarriela dalam pernyataannya, sembari menambahkan bahwa kerusakan juga terjadi pada "partisi kabin kapten" pada kapal Fiipina tersebut.
Dituturkan Tarriela bahwa seorang awak dari kapal Filipina itu "mengalami luka-luka akibat pecahan kaca yang disebabkan oleh meriam air". Sebuah gambar yang dirilis oleh Penjaga Pantai Filipina menunjukkan seorang pria dengan luka-luka pada bagian telinganya.
(nvc/idh)