Venezuela mengerahkan kapal-kapal perang dan drone untuk berpatroli di garis pantai negara itu pada Selasa (26/8) waktu setempat. Ini dilakukan setelah Amerika Serikat mengirimkan tiga kapal perusak ke wilayah tersebut untuk menekan Presiden Nicolas Maduro.
Dalam sebuah video di media sosial, Menteri Pertahanan Venezuela Vladimir Padrino mengumumkan pengerahan drone secara "signifikan" serta patroli angkatan laut di sepanjang pantai Karibia, termasuk "kapal-kapal yang lebih besar di utara perairan teritorial kami."
Langkah ini diambil di tengah meningkatnya ketegangan dengan Washington, yang mengirimkan tiga kapal perang dan 4.000 Marinir ke Venezuela pekan lalu untuk memberantas perdagangan narkoba.
Pada hari Selasa (27/8), sebuah sumber Amerika Serikat mengatakan kepada AFP bahwa Presiden AS Donald Trump akan mengirimkan dua kapal perang lagi ke Karibia untuk memberantas kartel narkoba.
Menurut sumber tersebut, sebuah kapal penjelajah berpeluru kendali, USS Erie, dan sebuah kapal selam serang cepat bertenaga nuklir, USS Newport News, akan tiba di kawasan tersebut minggu depan.
Meskipun terjadi peningkatan kekuatan militer yang dramatis, para analis telah mengecilkan kemungkinan invasi AS atau serangan AS terhadap Venezuela.
Maduro telah menjadi incaran Trump sejak masa jabatan pertamanya sebagai presiden di negara tersebut, dari tahun 2017 hingga 2021. Namun, kebijakan tekanan maksimum Trump terhadap Venezuela, termasuk embargo minyak yang masih berlaku, gagal menggulingkan Maduro dari kekuasaan.
(ita/ita)