Hubungan Amerika Serikat (AS) dengan Venezuela semakin memanas. AS mengerahkan jet tempurnya ke dekat Venezuela dan direspons dengan penambahan pasukan oleh negara kaya minyak di Amerika Latin itu.
Panasnya hubungan AS dengan Venezuela ini bukan hal baru karena AS tidak mengakui kemenangan Maduro dalam dua pemilu di Venezuela. Namun, situasi semakin memanas setelah pemerintahan Presiden AS Donald Trump mengumumkan hadiah USD 50 juta atau sekitar Rp 815 miliar bagi orang yang bisa menangkap Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, pada awal Agustus lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maduro memang menghadapi dakwaan perdagangan narkoba ke wilayah AS. Otoritas Venezuela pun mengecam tawaran imbalan itu dan menyebutnya sebagai hal konyol.
Hubungan kedua negara terus memanas dan melibatkan pengerahan pasukan militer sebagai bentuk ancaman. Maduro menuding AS mengerahkan delapan kapal perang yang dilengkapi 1.200 rudal untuk menyerang negaranya. Maduro pun mengecam kehadiran kapal militer AS di dekat Venezuela.
Dilansir AFP, Senin (8/9/2025), pernyataan terbaru Maduro soal kehadiran kapal-kapal perang AS yang dilengkapi rudal itu disampaikan dalam pertemuan dengan media internasional di ibu kota Caracas pekan lalu. Maduro mengecam apa yang disebutnya sebagai ancaman terbesar yang pernah terlihat di benua kita dalam 100 tahun terakhir dalam bentuk 'delapan kapal militer dengan 1.200 rudal dan sebuah kapal selam yang menargetkan Venezuela'.
AS Tembaki Kapal Narkoba dari Venezuela
Pada Selasa (2/9), Trump mengumumkan sedikitnya 11 orang yang disebutnya sebagai 'narkoteroris' tewas setelah pasukan militer AS menembaki sebuah kapal yang mengangkut narkoba dari Venezuela. Trump mengatakan kapal yang diserang pasukan AS itu mengangkut banyak narkoba.
"Dalam beberapa menit terakhir, kita benar-benar menembaki sebuah kapal, sebuah kapal pengangkut narkoba, banyak sekali narkoba di dalam kapal tersebut," kata Trump saat berbicara kepada wartawan di Gedung Putih pada Selasa (2/9) waktu setempat.
"Jadi kami mengeluarkannya," imbuhnya merujuk pada narkoba yang ada di dalam kapal tersebut.
Dia menuding masih banyak lagi kapal narkoba yang datang dari Venezuela. Dia mengatakan banyak narkoba yang mengalir dari Venezuela ke AS.
"Dan masih banyak lagi yang datang dari sana. Banyak sekali narkoba yang mengalir ke negara kita, masuk untuk waktu yang lama Ini semua berasal dari Venezuela," sebut Trump dalam pernyataannya seperti dilansir Reuters.
Dia juga membagikan video via media sosial Truth Social miliknya yang tampaknya merupakan rekaman yang diambil dari drone di udara. Rekaman itu menunjukkan satu unit speedboat meledak di lautan dan kemudian terbakar.
"Serangan itu mengakibatkan tewasnya 11 teroris dalam aksi. Tidak ada pasukan AS yang terluka dalam serangan ini," kata Trump.
Dalam pernyataan terpisah via media sosial X, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan militer AS melancarkan serangan mematikan terhadap sebuah kapal narkoba yang berangkat dari Venezuela dan dioperasikan oleh organisasi yang ditetapkan sebagai narkoteroris.
Reuters melaporkan hal itu sebagai operasi pertama yang diketahui sejak pemerintahan Trump baru-baru ini mengerahkan sejumlah kapal perang AS ke kawasan Karibia bagian selatan. Trump mengatakan militer AS telah mengidentifikasi para awak kapal tersebut sebagai anggota geng Venezuela, Tren de Aragua, yang telah ditetapkan oleh Washington sebagai kelompok teroris pada Februari lalu.
Trump kemudian mengulangi tuduhannya bahwa Tren de Aragua dikendalikan oleh Maduro. Tuduhan ini telah dibantah Caracas sebelumnya. Maduro juga telah menyatakan kesiapan maksimum untuk mempertahankan diri dari apa yang disebutnya sebagai ancaman militer AS.
Maduro Tampak Melunak
Ketegangan sempat berkurang saat Maduro menunjukkan keinginan berdialog dengan Trump. Hal itu disampaikannya pada Jumat (5/9) waktu setempat atau beberapa jam setelah Trump mengancam akan menembak jatuh pesawat-pesawat militer Venezuela jika mereka membahayakan pasukan AS.
"Tak satu pun dari perbedaan yang kita miliki dan yang pernah kita miliki dapat menyebabkan konflik militer," kata Maduro dalam sebuah pesan yang disiarkan di semua jaringan radio dan televisi Venezuela seperti dilansir kantor berita AFP.
"Venezuela selalu bersedia berdialog, terlibat dalam dialog, tetapi kami menuntut rasa hormat," tambahnya.
Washington diketahui mengerahkan sejumlah pesawat tempur F-35 ke Puerto Riko sebagai bagian dari perang Trump melawan kartel narkoba. Ke-10 pesawat tempur tersebut akan bergabung dengan kapal-kapal perang AS yang sudah ada di Karibia selatan, seiring tekanan Trump terhadap Maduro.
Maduro membantah hal itu dalam pidatonya pada Jumat (5/9) malam waktu setempat. Dia mengatakan laporan yang diterima Trump tidak benar.
"Laporan intelijen yang mereka berikan kepadanya (Trump) tidak benar. Venezuela saat ini adalah negara yang bebas dari produksi daun koka, kokain, dan merupakan negara yang memerangi perdagangan narkoba," ujarnya.
Venezuela Tambah Pasukan ke Pesisir
Terbaru, Venezuela menyatakan akan menambah jumlah pasukan militer secara signifikan di wilayah pesisir demi memberantas perdagangan narkoba. Langkah ini diambil setelah AS memerintahkan pengerahan 10 jet tempur tambahan ke kawasan Karibia yang ada di sebelah utara Venezuela.
Pengerahan jet-jet tempur itu, menurut Washington, dimaksudkan untuk melaksanakan operasi melawan kartel narkoba. Menteri Pertahanan Venezuela Vladimir Padrino, seperti dilansir Reuters, Senin (8/9/2025), mengatakan Maduro telah memerintahkan penambahan pasukan di wilayah Guajira di negara bagian Zulia dan Semenanjung Paraguana di Falcon.
Padrino menyebut wilayah-wilayah tersebut merupakan 'rute perdagangan narkoba'. Kehadiran militer di Pulau Nueca Esparta dan di negara bagian Sucre serta Delta Amacuro juga akan diperluas.
Sekitar 25.000 tentara, sebut Padrino, akan dikerahkan. Angka ini meningkat dari 10.000 tentara yang telah dikerahkan ke negara bagian Zulia dan Tachira yang berbatasan dengan Kolombia.
"Tidak akan ada yang datang dan melakukan pekerjaan untuk kita. Tidak akan ada yang menginjakkan kaki di tanah ini dan melakukan apa yang seharusnya kita lakukan," kata Padrino dalam pernyataan yang diunggah ke media sosial.
Maduro telah menuduh AS mengupayakan pergantian rezim di Venezuela usai Trump mengerahkan militer di dekat Venezuela. Namun Trump mengatakan AS tidak sedang membicarakan pergantian rezim, tetapi dia membandingkan kematian ratusan ribu warga AS akibat overdosis dengan kematian akibat perang.
Menurut sejumlah sumber yang dikutip CNN, Trump sedang mempertimbangkan opsi untuk serangan lebih lanjut ke Venezuela. Termasuk kemungkinan menyerang target-target yang diduga merupakan kartel narkoba di dalam wilayah Venezuela. Serangan lanjut semacam itu berpotensi memicu perang pecah.