Israel Tolak Gencatan Senjata Jika Hamas Masih Berkuasa di Gaza

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 29 Jul 2025 17:50 WIB
Menlu Israel Gideon Saar (dok. Jalaa Marey/Pool via REUTERS/File Photo Purchase Licensing Rights)
Tel Aviv -

Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel, Gideon Saar, menolak apa yang disebutnya sebagai "kampanye yang terdistorsi" dari tekanan internasional untuk gencatan senjata Gaza dan pengakuan resmi untuk negara Palestina.

Saar mengatakan kepada wartawan, seperti dilansir AFP, Selasa (29/7/2025), jika Israel menghentikan konflik saat Hamas masih berkuasa di Jalur Gaza dan masih menahan para sandera, maka itu akan menjadi "tragedi bagi Israel dan Palestina".

"Itu tidak akan terjadi, tidak peduli seberapa besar tekanan yang diberikan kepada Israel," tegas Saar dalam pernyataannya.

Israel menggencarkan operasi militer melawan Hamas di Jalur Gaza selama hampir 22 bulan terakhir, sejak serangan lintas perbatasan pada 7 Oktober 2023 dilancarkan oleh Hamas.

Dalam beberapa pekan terakhir, tekanan internasional semakin meningkat untuk gencatan senjata agar badan-badan bantuan dapat membanjiri Jalur Gaza dengan bantuan pangan dan mencegah apa yang disebut oleh para pemantau yang didukung PBB sebagai kelaparan yang meluas.

Namun, dalam konferensi pers di Yerusalem, Saar bersikeras menegaskan bahwa Hamas bertanggung jawab penuh atas konflik tersebut dan bahwa tekanan terhadap Israel hanya akan mendorong Hamas untuk mengambil sikap garis keras.

"Ketika mereka menuntut diakhirinya perang ini, apa sebenarnya maksudnya? Mengakhiri perang saat Hamas tetap berkuasa di Gaza?" tanyanya.




(nvc/ita)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork