Amnesty International mengatakan sebanyak 16 orang tewas dalam demonstrasi di Kenya. Sementara para pebisnis dan penduduk harus membersihkan sisa-sisa kehancuran akibat demo.
Dilansir AFP, Jumat (27/6/2025), bangunan-bangunan terbakar akibat demo yang rusuh. Jendela-jendela pecah, toko-toko dijarah, ribuan bisnis di pusat kota Nairobi, pusat protes antipemerintah pada hari Rabu (26/6) waktu setempat.
Demo tersebut diadakan untuk menandai satu tahun sejak demonstrasi antipajak yang menewaskan sedikitnya 60 orang dan mencapai puncaknya ketika kerumunan besar menyerbu parlemen.
Meskipun pawai peringatan dimulai dengan damai pada hari Rabu, pawai tersebut berubah menjadi kekacauan saat para pemuda terlibat baku hantam dengan pasukan keamanan, menyalakan api, dan mengambil batu-batu untuk dilemparkan ke polisi.
Para pemilik usaha di pusat kota Nairobi mengatakan kepada AFP bahwa penjarahan telah dimulai pada sore hari setelah pemerintah memerintahkan stasiun TV dan radio untuk berhenti menyiarkan gambar langsung protes tersebut.
AFP melihat toko-toko yang menjual segala sesuatu mulai dari barang elektronik hingga parfum dan pakaian hancur menjadi abu dan dijarah oleh para penjarah.
Direktur Amnesty International untuk Kenya, Irungu Houghton mengatakan jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 16 orang.
Sebuah koalisi kelompok hak asasi manusia sebelumnya mengatakan sedikitnya 400 orang terluka, dengan 83 orang dalam kondisi serius di rumah sakit. Mereka mencatat protes di 23 daerah di sekitar Kenya.
Petugas tanggap darurat melaporkan beberapa luka tembak, dan ada laporan yang belum dikonfirmasi di media lokal bahwa polisi telah menembaki para pengunjuk rasa, terutama di kota-kota di luar ibu kota.
(lir/lir)