Amerika Serikat (AS) mengaku telah kehilangan tujuh drone canggih jenis MQ-9 Reaper, senilai jutaan dolar Amerika, di wilayah Yaman sejak melancarkan operasi militer besar-besaran terhadap kelompok pemberontak Houthi pada 15 Maret lalu.
Hal itu diungkapkan setelah Angkatan Laut AS mengumumkan sebuah jet tempurnya hilang usai jatuh ke lautan dari kapal induk AS yang beroperasi di perairan Laut Merah.
Washington semakin meningkatkan serangan udara terhadap kelompok Houthi, yang didukung Iran, sejak pertengahan Maret lalu. Drone MQ-9 dikerahkan untuk melakukan pengintaian dan terlibat dalam serangan-serangan terhadap posisi Houthi di wilayah Yaman.
Drone canggih itu menjadi aspek utama dalam upaya AS mengidentifikasi dan menargetkan persenjataan yang digunakan Houthi dalam menyerang kapal-kapal kargo di perairan Laut Merah dan sekitarnya beberapa waktu terakhir.
"Ada tujuh drone MQ-9 yang jatuh sejak 15 Maret," tutur seorang pejabat AS, yang tidak mau disebutkan namanya, seperti dilansir AFP, Selasa (29/4/2025).
Pejabat AS itu tidak menjelaskan lebih lanjut soal penyebab drone-drone itu jatuh dalam misi di area Yaman. Diketahui bahwa satu unit drone MQ-9 Reaper berharga sekitar US$ 30 juta atau setara Rp 503,7 miliar.
Jatuhnya tujuh drone MQ-9 itu diungkap setelah Angkatan Laut AS mengumumkan bahwa sebuah jet tempur jenis F/A-18E Super Hornet dan sebuah traktor penarik hilang setelah para kru kehilangan kendali atas jet tempur itu di bagian hanggar pada kapal induk USS Harry S Truman.
Simak juga Video: Houthi Bertekad Terus Lancarkan Serangan di Laut Merah
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
(nvc/ita)