5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini

5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 16 Apr 2025 17:29 WIB
US President Joe Biden speaks at the State Department in Washington, DC, on January 13, 2025, as he delivers his final foreign policy speech. (Photo by ROBERTO SCHMIDT / AFP)
Joe Biden (Foto: AFP/ROBERTO SCHMIDT)
Jakarta -

Joe Biden pertama kalinya muncul dan berpidato sejak melepaskan jabatan Presiden Amerika Serikat (AS). Dalam pidatonya itu, Biden mengecam keras perombakan pemerintahan yang dilakukan Presiden AS Donald Trump.

"Kurang dari 100 hari, pemerintahan ini telah melakukan begitu banyak kerusakan, dan begitu banyak kehancuran -- sungguh menakjubkan bahwa hal itu bisa terjadi secepat itu," kata Biden dalam sebuah konferensi pendukung disabilitas di Chicago sebagaimana dilansir AFP, Rabu (16/4/2025).

Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Rabu (16/4/2025):

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

- Direktur RS Gaza Ditahan Israel, Kondisinya Sangat Mengkhawatirkan

Direktur Rumah Sakit (RS) Kamal Adwan yang ada di Jalur Gaza telah ditahan oleh Israel sejak Desember lalu. Pengacara yang mendampingi direktur RS tersebut, mengatakan kliennya itu ditahan dalam kondisi yang "tidak manusiawi" dan menjadi target "intimidasi fisik dan psikologis".

ADVERTISEMENT

Hussam Abu Safiya yang merupakan dokter anak berusia 52 tahun yang menjabat Direktur RS Kamal Adwan, seperti dilansir AFP, Rabu (16/4/2025), menjadi terkenal tahun lalu setelah mengunggah kondisi mengerikan di rumah sakitnya di area Beit Lahia yang dikepung selama serangan besar-besaran Israel.

Pada 27 Desember lalu, pasukan Israel mulai menyerang fasilitas medis itu dan menangkap puluhan staf medis termasuk Abu Safiya.

- Trump Akan Pangkas Jumlah Pasukan AS di Suriah

Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah memutuskan untuk mengurangi jumlah pasukan AS di Suriah. Demikian diungkapkan para pejabat Amerika Serikat dan sumber yang mengetahui rencana tersebut.

Sebelumnya pada bulan Desember lalu, Departemen Pertahanan AS atau Pentagon mengungkapkan bahwa ada sekitar 2.000 tentara AS di Suriah, sekitar 1.100 lebih banyak dari yang diungkapkan sebelumnya. Saat itu, pemerintahan Presiden Joe Biden mengatakan fluktuasi jumlah pasukan tersebut sebagian disebabkan oleh jatuhnya rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Dilansir Al Arabiya English, Rabu (16/4/2025), rencana baru tersebut diharapkan akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang, dan akan mengurangi jumlah total pasukan menjadi sekitar 1.000 personel.

- China Tak Takut Perang Dagang, Serukan AS Berhenti Mengancam!

Pemerintah China menyatakan bahwa mereka "tidak takut" untuk berperang dagang dengan Amerika Serikat, dan menegaskan kembali seruan untuk berdialog. Hal ini disampaikan setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa Beijing harus datang ke meja perundingan.

"Jika AS benar-benar ingin menyelesaikan masalah melalui dialog dan negosiasi, AS harus berhenti memberikan tekanan ekstrem, berhenti mengancam dan memeras, dan berbicara dengan China atas dasar kesetaraan, rasa hormat, dan saling menguntungkan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian dilansir kantor berita AFP, Rabu (16/4/2025).

Beijing mengatakan bahwa "AS-lah yang memulai perang tarif ini".

- Mantan Presiden Peru Dibui 15 Tahun Atas Skandal Korupsi Global

Pengadilan Peru menjatuhkan hukuman 15 tahun penjara terhadap mantan Presiden Ollanta Humala dan istrinya atas dakwaan korupsi. Dakwaan ini terkait skandal korupsi global yang melibatkan perusahaan konstruksi Brasil Odebrecht, yang memberikan suap kepada banyak politisi.

Dalam putusannya, seperti dilansir AFP, Rabu (16/4/2025), pengadilan Peru menyatakan Humala yang berusia 62 tahun dan istrinya, Nadine Heredia, bersalah atas dakwaan pencucian uang karena menerima donasi politik ilegal dari Odebrecht dan pemerintah Venezuela dalam dua kampanye pilpres.

Humala dibawa ke sel tahanan di gedung pengadilan setelah putusan itu dibacakan.

- Pertama Kali Pidato Usai Lengser, Biden Kecam Pemerintahan Trump

Joe Biden pertama kalinya muncul dan berpidato sejak melepaskan jabatan Presiden Amerika Serikat (AS). Dalam pidatonya itu, Biden mengecam keras perombakan pemerintahan yang dilakukan Presiden AS Donald Trump.

"Kurang dari 100 hari, pemerintahan ini telah melakukan begitu banyak kerusakan, dan begitu banyak kehancuran -- sungguh menakjubkan bahwa hal itu bisa terjadi secepat itu," kata Biden dalam sebuah konferensi pendukung disabilitas di Chicago sebagaimana dilansir AFP, Rabu (16/4/2025).

"Mereka telah menebas administrasi Jaminan Sosial, sehingga 7.000 karyawan kehilangan pekerjaan," kata mantan presiden AS tersebut, merujuk pada badan nasional yang membayar tunjangan pensiun dan disabilitas.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads