Pengerahan militer tersebut akan dimasukkan dalam rencana operasi gabungan pertama yang akan dirumuskan pada bulan Desember mendatang. Demikian menurut sumber-sumber yang mengetahui hubungan Jepang-Amerika Serikat, seperti dilaporkan Kyodo pada Minggu (24/11) malam.
Resimen Marinir Amerika Serikat, US Third Marine Littoral Regiment, yang memiliki HIMARS (Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi) peluncur ganda, akan dikerahkan di sepanjang rangkaian pulau Nansei, Jepang yang membentang dari Kyushu hingga Yonaguni di dekat Taiwan, kata Kyodo, dilansir kantor berita AFP, Senin (25/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Gempar Pria India Terbangun Saat Akan Dikremasi, 3 Dokter Diskors
Tiga dokter di wilayah Rajasthan, India, dijatuhi sanksi skorsing atau dinonaktifkan dari tugasnya setelah insiden menghebohkan publik, ketika seorang pria sempat hidup kembali saat jenazahnya akan dikremasi. Ketiga dokter itu dianggap lalai dalam menjalankan tugasnya yang berujung insiden tersebut.
Dalam insiden yang terjadi pada Kamis (21/11) pekan lalu ini, seorang pria bernama Rohitash Kumar (25), yang mengalami kesulitan berbicara dan mendengar, jatuh sakit dan dibawa ke Rumah Sakit Bhagwan Das Khetan (BDK) yang dikelola pemerintah di distrik Jhunjhunu, negara bagian Rajasthan.
Pada saat itu, Kumar disebut mengalami serangan epilepsi, dan dokter menyatakan dia sudah meninggal dunia saat tiba di rumah sakit tersebut. Namun beberapa jam kemudian, ketika Kumar telah dibaringkan di atas tumpukan kayu untuk dikremasi sesuai ritual Hindu, dia tiba-tiba terbangun.
- Diancam Dibunuh Wapresnya, Presiden Filipina: Saya Akan Melawan!
Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr, menegaskan tidak akan menganggap enteng ancaman pembunuhan terhadap dirinya, yang disebutnya "sangat meresahkan". Marcos Jr menyatakan dirinya akan melawan ancaman tersebut.
Pernyataan itu menanggapi pernyataan Wakil Presiden (Wapres) Sara Duterte, putri mantan Presiden Rodrigo Duterte, soal dirinya telah meminta salah satu pengawal keamanannya untuk membunuh Marcos Jr, istrnya Liza Araneta dan ketua DPR Filipina Martin Romualdez, jika dirinya tewas terbunuh.
Pernyataan tersebut disampaikan Sara setelah mengindikasikan dirinya menjadi target rencana pembunuhan, tanpa menjelaskan lebih lanjut soal ancaman itu.
(ita/ita)