Gempar Pria India Terbangun Saat Akan Dikremasi, 3 Dokter Diskors

Gempar Pria India Terbangun Saat Akan Dikremasi, 3 Dokter Diskors

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 25 Nov 2024 13:23 WIB
Ilustrasi jenazah
Ilustrasi (dok. Thinkstock)
New Delhi -

Tiga dokter di wilayah Rajasthan, India, dijatuhi sanksi skorsing atau dinonaktifkan dari tugasnya setelah insiden menghebohkan publik, ketika seorang pria sempat hidup kembali saat jenazahnya akan dikremasi. Ketiga dokter itu dianggap lalai dalam menjalankan tugasnya yang berujung insiden tersebut.

Dalam insiden yang terjadi pada Kamis (21/11) pekan lalu ini, seorang pria bernama Rohitash Kumar (25), yang mengalami kesulitan berbicara dan mendengar, jatuh sakit dan dibawa ke Rumah Sakit Bhagwan Das Khetan (BDK) yang dikelola pemerintah di distrik Jhunjhunu, negara bagian Rajasthan.

Pada saat itu, Kumar disebut mengalami serangan epilepsi, dan dokter menyatakan dia sudah meninggal dunia saat tiba di rumah sakit tersebut. Namun beberapa jam kemudian, ketika Kumar telah dibaringkan di atas tumpukan kayu untuk dikremasi sesuai ritual Hindu, dia tiba-tiba terbangun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setidaknya tiga dokter pada rumah sakit tersebut, seperti dilansir The Times of India dan Daily Mail, Senin (25/11/2024), telah dijatuhi sanksi skorsing atas tuduhan kelalaian oleh otoritas setempat.

Ketiga dokter itu diidentifikasi sebagai kepala petugas medis RS BDK dr Sandeep Pachar, kemudian pemeriksa medis kesehatan masyarakat dr Yogesh Jumar Jakhar dan pemeriksa medis rumah sakit dr Navneet Meel.

ADVERTISEMENT

Dalam pernyataan kepada AFP, kepala pemeriksa medis untuk rumah sakit di distrik Jhunjhunu, D Singh, mengatakan bahwa dokter telah "menyiapkan laporan postmortem tanpa benar-benar melakukan postmortem, dan jenazahnya kemudian dikirimkan untuk dikremasi".

Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Ramavatar Meena, yang merupakan district collector atau pejabat yang memimpin distrik Jhunjhunu. Dia mengatakan bahwa postmortem yang dilakukan dokter itu "hanyalah di atas kertas" atau tidak dilakukan secara fisik.

"Mereka hanya melakukan postmortem secara tertulis, dan tidak dilakukan secara fisik. Tanpa melakukan postmortem, laporannya (soal kematian Kumar) dirilis," sebutnya.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Disebutkan bahwa para dokter di RS BDK itu sempat melakukan resusitasi atau CPR pada Kumar, namun melihat detak jantungnya datar pada elektrokardiogam, maka dokter secara resmi menyatakan dia telah meninggal dunia.

Setelah itu, bukannya melakukan pemeriksaan atau autopsi postmortem untuk memastikan penyebab kematian Kumar, dokter justru mengirimkan jenazahnya ke kamar mayat untuk selanjutnya dilakukan proses kremasi sesuai ritual Hindu.

Singh menuturkan bahwa jenazah Kumar "mulai bergerak" sesaat sebelum tumpukan kayu yang menjadi alasnya berbaring dibakar. Disebutkan oleh Singh bahwa Kumar "masih hidup dan bernapas" saat akan dikremasi.

Dia dilarikan ke unit perawatan intensif di RS BDK, namun kondisinya tidak mengalami peningkatan. Kemudian dilakukan upaya untuk memindahkannya ke Rumah Sakit Sawai Man Singh (SMS) di area Jaipur yang berjarak lebih dari 160 kilometer demi mendapatkan perawatan medis lebih lanjut.

Namun, Kumar kehilangan nyawanya dalam perjalanan ke rumah sakit tersebut dan dinyatakan meninggal saat tiba di rumah sakit tersebut -- kali ini, tanpa kesalahan -- pada Jumat (22/11) sore waktu setempat.

Insiden ini memicu keraguan pada diagnosis di rumah sakit di distrik Jhunjhunu.

"Ini adalah kelalaian serius. Tindakan akan diambil terhadap pihak-pihak yang bertanggung jawab," tegas Meena dalam pernyataannya.

"Gaya kerja para dokter itu juga akan diselidiki secara menyeluruh," ujarnya

Dia menambahkan bahwa sebuah komite khusus telah dibentuk untuk menyelidiki insiden ini secara menyeluruh.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads