Korea Utara (Korut) mengklaim lebih dari 1 juta pemuda di wilayahnya telah mendaftar untuk bergabung dengan militer sepanjang pekan ini. Ini terjadi di tengah memanasnya Semenanjung Korea setelah Pyongyang menuduh militer Korea Selatan (Korsel) mengirimkan sejumlah drone ke wilayahnya.
"Jutaan anak muda ikut serta dalam perjuangan nasional untuk memusnahkan sampah Korea Selatan yang melakukan provokasi serius dengan melanggar kedaulatan DPRK melalui infiltrasi drone," demikian dilaporkan Korean Central News Agency (KCNA), seperti dilansir AFP, Rabu (16/10/2024).
DPRK merupakan kependekan dari Republik Demokratik Rakyat Korea, nama resmi Korut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Rabu (16/10/2024):
- Ratusan Bola Hitam Misterius Muncul di Pantai-pantai Sydney
Kemunculan ratusan bola hitam misterius, yang menyerupai ter atau aspal, telah membuat dua pantai populer di area Sydney, Australia, ditutup sementara. Para penjaga pantai terpaksa menutup akses para perenang ke area temuan bola-bola misterius tersebut.
Wali Kota Randwick, Dylan Parker, dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Rabu (16/10/2024), menyebut "puing-puing misterius, berwarna hitam, berbentuk bola" mulai muncul di area Pantai Coogee pada Selasa (15/10) sore waktu setempat.
"Pantai Coogee ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut," ucap Parker dalam pernyataan via media sosial.
- Netanyahu Tolak Gencatan Senjata dengan Hizbullah!
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menegaskan dirinya tidak akan menyetujui kesepakatan gencatan senjata apa pun dengan Hizbullah di Lebanon, jika kesepakatan itu tidak mampu menghentikan pasokan senjata dan penyatuan kembali kelompok yang didukung Iran tersebut.
Penegasan Netanyahu itu, seperti dilansir Reuters, Rabu (16/10/2024), disampaikan saat berbicara via telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Selasa (15/10) waktu setempat.
Dalam percakapan telepon itu, Macron menyerukan gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah, serta diakhirinya ekspor senjata yang digunakan dalam pertempuran di Jalur Gaza dan Lebanon.
- Dikabarkan Hilang Usai Serangan Israel, Komandan Iran Muncul Depan Publik
Komandan Iran Esmail Qaani muncul di depan publik setelah berminggu-minggu tak terlihat di depan umum, bahkan dikabarkan hilang usai serangan Israel di Lebanon. Dia muncul pada Selasa (15/10) waktu setempat di upacara pemakaman jenderal Abbas Nilforoushan, yang tewas bulan lalu di Lebanon.
Dilansir Al Arabiya, Rabu (16/10/2024), Nilforoushan, seorang jenderal di Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), tewas dalam serangan Israel di Beirut, Lebanon bersama pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.
Prosesi pemakaman jenderal Iran itu dimulai di Lapangan Imam Hossein di pusat Teheran, ibu kota Iran pada Selasa pagi waktu setempat, menurut siaran langsung di televisi pemerintah.
- - Hizbullah Ancam Israel Tapi Juga Serukan Gencatan Senjata
Wakil pemimpin Hizbullah Naim Qassem mengancam kelompoknya akan menimbulkan "rasa sakit" pada Israel, yang terus menggempur wilayah Lebanon bagian selatan. Di sisi lain, Qassem juga menyerukan gencatan senjata saat konflik yang terus berkecamuk memaksa ratusan ribu orang mengungsi.
Israel terus meningkatkan tekanan terhadap Hizbullah sejak melancarkan rentetan serangan udara di wilayah Lebanon usai membunuh pemimpin dan para komandan Hizbullah, termasuk Sekretaris Jenderal mereka Hassan Nasrallah. Kematian Nasrallah menjadi pukulan terbesar bagi kelompok yang didukung Iran itu.
Qassem yang kini menjadi pengganti sementara Nasrallah, kembali menyerukan gencatan senjata, namun juga menegaskan posisi kelompoknya tidaklah melemah.
- Siap Perang dengan Korsel, Sejuta Pemuda Korut Gabung Militer!
Korea Utara (Korut) mengklaim lebih dari 1 juta pemuda di wilayahnya telah mendaftar untuk bergabung dengan militer sepanjang pekan ini. Ini terjadi di tengah memanasnya Semenanjung Korea setelah Pyongyang menuduh militer Korea Selatan (Korsel) mengirimkan sejumlah drone ke wilayahnya.
"Jutaan anak muda ikut serta dalam perjuangan nasional untuk memusnahkan sampah Korea Selatan yang melakukan provokasi serius dengan melanggar kedaulatan DPRK melalui infiltrasi drone," demikian dilaporkan Korean Central News Agency (KCNA), seperti dilansir AFP, Rabu (16/10/2024).
DPRK merupakan kependekan dari Republik Demokratik Rakyat Korea, nama resmi Korut.