Sedikitnya 300 personel Kepolisian Bangladesh mengalami luka-luka dalam bentrokan terbaru dengan para demonstran di beberapa lokasi di sekitar ibu kota Dhaka. Tentara Bangladesh pun dikerahkan untuk melakukan patroli dan menjaga keamanan di area yang dilanda bentrokan.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (20/7/2024), bentrokan terbaru yang terjadi pada Jumat (19/7) waktu setempat juga memaksa Perdana Menteri (PM) Bangladesh Sheikh Hasina untuk membatalkan rencana kunjungan ke luar negeri.
Tindak kekerasan yang terjadi di wilayah Bangladesh sepanjang pekan ini, menurut penghitungan AFP yang didasarkan pada data kepolisian dan rumah sakit setempat, telah menewaskan sedikitnya 115 orang.
Unjuk rasa mahasiswa yang memprotes kuota pekerjaan pemerintah ini berujung kerusuhan dan menjadi tantangan besar bagi pemerintahan PM Hasina setelah 15 tahun berkuasa di Bangladesh.
Dalam upaya meredakan tindak kekerasan, pemerintah Bangladesh memberlakukan jam malam yang mulai berlaku pada Sabtu (20/7) tengah malam. Kantor PM Hasina jua meminta militer untuk mengerahkan tentara-tentaranya setelah kepolisian gagal meredam kekacauan yang meluas.
"Tentara telah dikerahkan secara nasional untuk mengendalikan situasi hukum dan ketertiban," ucap juru bicara Angkatan Bersenjata Bangladesh, Shahdat Hossain, saat berbicara kepada AFP.
Jam malam yang diberlakukan di berbagai wilayah Bangladesh itu, menurut laporan televisi lokal Channel 24, akan tetap berlaku setidaknya hingga Minggu (21/7) pagi, setidaknya pukul 10.00 waktu setempat.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
(nvc/idh)