Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menegaskan negaranya akan tetap bisa menang dalam perang melawan Hamas di Jalur Gaza meskipun harus bertempur dengan memakai "kuku", setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengancam akan menghentikan pasokan senjata ke sekutunya.
Seperti dilansir Reuters, Sabtu (11/5/2024), serangan darat yang terhadap Rafah di Jalur Gaza bagian selatan yang sejak lama digaungkan Israel, telah dimulai pekan ini dengan diawali perintah evakuasi warga sipil yang diikuti serangan terbatas pasukan Tel Aviv.
Israel bersikeras menegaskan bahwa mereka tidak bisa memenangkan perang tanpa melancarkan serangan darat terhadap Rafah, untuk melenyapkan ribuan militan Hamas yang bersembunyi di sana, dan guna membebaskan puluhan sandera yang masih ditahan.
Namun di sisi lain, serangan darat Tel Aviv itu memicu kekhawatiran global mengingat Rafah menjadi tempat berlindung bagi lebih dari satu juta pengungsi Palestina yang menghindari rentetan serangan Israel di wilayah Jalur Gaza lainnya.
Pemerintahan Biden berulang kali menegaskan bahwa mereka tidak bisa mendukung invasi darat besar-besaran Israel, sekutunya, terhadap Rafah karena tidak adanya rencana kredibel dari Tel Aviv untuk melindungi non-kombatan di sana.
Dalam langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, AS menangguhkan pasokan bom berat untuk Israel sejak pekan lalu. Tidak hanya itu, Biden juga secara terang-terangan melontarkan ancaman bahwa Washington bisa saja menghentikan pasokan senjata jika Tel Aviv tetap bersikeras menginvasi Rafah.
Menanggapi ancaman itu, Netanyahu yang awalnya bungkam, akhirnya memberikan tanggapannya.
"Jika kami harus berdiri sendiri, kami akan berdiri sendiri," tegasnya tanpa merujuk secara spesifik pada keputusan AS menangguhkan pasokan bom untuk Israel dan ancaman Biden.
"Jika memang harus, kami akan bertempur dengan kuku jari kami," ucap Netanyahu dalam pernyataan via video.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksikan Video 'Pasokan Bom AS Disetop, Netanyahu Berharap Bisa Rujuk dengan Biden':
(nvc/idh)