Kecaman ke Israel yang Gempur Rafah Meski Hamas Setuju Gencatan

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 07 Mei 2024 20:02 WIB
Tank-tank Israel dikerahkan ke Rafah (Foto: AFP)
Tel Aviv -

Israel terus menggempur Rafah di selatan Jalur Gaza, Palestina, meski kelompok Hamas telah menyetujui gencatan senjata terbaru. Aksi Israel itu mendapat kecaman dunia.

Israel telah berulang kali menyampaikan rencana menyerang Rafah yang saat ini dihuni jutaan warga Gaza yang mengungsi akibat perang. Israel berdalih serangan itu menargetkan kelompok Hamas.

Rencana serangan Israel ke Rafah itu telah ditentang keras oleh sekutu utamanya, Amerika Serikat (AS). Meski demikian, Israel tetap melakukan serangan ke Rafah.

Terbaru, Israel melakukan serangan ke Rafah pada Senin (6/5/2024). Serangan itu menyebabkan lima orang tewas.

"Serangan tersebut terus menerus terjadi dalam 30 menit terakhir," kata koresponden AFP di Rafah.

Israel tetap melakukan serangan saat pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, mengatakan telah menerima proposal gencatan senjata di Gaza, Palestina, dari mediator Mesir dan Qatar. Ismail mengatakan Hamas menyetujui proposal tersebut.

Dilansir, AFP dan BBC, Ismail telah memberi tahu mediator Qatar dan Mesir bahwa Hamas menerima proposal untuk gencatan senjata di Gaza. Ismail Haniyeh menelepon Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, dan dengan Menteri Intelijen Mesir, Abbas Kamel.

Ismail disebut memberi tahu mereka tentang persetujuan Hamas soal proposal gencatan senjata. Anggota senior Hamas, Khalil al-Hayya, juga mengatakan proposal yang disetujui oleh Hamas untuk gencatan senjata di Gaza mencakup gencatan senjata tiga tahap. Tujuannya, katanya, yakni gencatan senjata permanen.

Hayya mengatakan setiap fase akan berlangsung selama 42 hari dan kesepakatan itu mencakup rencana penarikan total Israel dari Gaza, pemulangan warga Palestina yang kehilangan tempat tinggal akibat perang yang sedang berlangsung. Tak hanya itu, ada juga soal pertukaran sandera dan tahanan.

Israel Tetap Akan Invasi Rafah

Otoritas Israel telah mengomentari langkah Hamas menyetujui proposal gencatan senjata terbaru itu. Tel Aviv menyebut Hamas hanya menyetujui versi 'lebih lunak' dari proposal gencatan senjata yang diajukan Mesir, yang beberapa ketentuan di dalamnya tidak bisa diterima oleh Israel.

"Ini tampaknya merupakan tipu muslihat yang dimaksudkan untuk membuat Israel terlihat seperti pihak yang menolak kesepakatan," ucap seorang pejabat Israel seperti dilansir Al Arabiya, Selasa (7/5/2024)

Meski demikian, pemerintah Israel tetap mengirimkan delegasi mereka untuk bertemu para mediator guna membahas proposal gencatan senjata terbaru.

"Meskipun proposal Hamas jauh dari tuntutan penting Israel, Israel akan mengirimkan delegasi level kerja kepada mediator," demikian pernyataan yang dirilis kantor Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu setelah digelarnya rapat kabinet perang Israel.

"Kabinet perang dengan suara bulat memutuskan bahwa Israel melanjutkan operasi di Rafah untuk memberikan tekanan militer terhadap Hamas guna mempercepat pembebasan para sandera kami dan tujuan-tujuan perang lainnya," tegas kantor Netanyahu dalam pernyataannya.

Juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan semua proposal mengenai negosiasi pembebasan sandera di Jalur Gaza bakal dianalisis secara serius. Dia juga mengatakan Israel terus melanjutkan operasi militer di wilayah yang dikuasai Hamas.

"Kami memeriksa setiap jawaban dan tanggapan dengan cara paling serius dan mengerahkan setiap kemungkinan terkait negosiasi dan pemulangan para sandera," jelasnya.

"Secara paralel, kami masih beroperasi di Jalur Gaza dan akan terus melakukannya," tegas Hagari.

Israel pun telah mengerahkan tank-tanknya ke dekat Rafah. Israel juga memaksa warga untuk keluar dari Rafah dan pindah ke daerah pantai.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Saksikan Video 'Momen Tank-tank Israel Mulai Memasuki Rafah':






(haf/haf)

Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler