Amerika Serikat (AS) sedang mengkaji respons yang diberikan Hamas terhadap tawaran gencatan senjata terbaru di Jalur Gaza. Pengkajian dilakukan oleh Washington setelah Hamas mengumumkan persetujuan atas proposal gencatan senjata terbaru untuk perang yang berkecamuk di Jalur Gaza.
Otoritas AS juga memperbarui seruan kepada Israel, sekutunya, untuk tidak menyerang Rafah di Jalur Gaza bagian selatan, yang kini dipenuhi para pengungsi Palestina yang menghindari gempuran Tel Aviv.
Seperti dilansir AFP, Selasa (7/5/2024), Washington tidak secara langsung mengomentari persetujuan yang diberikan Hamas terhadap proposal gencatan senjata terbaru, namun hanya mengatakan pihaknya sedang melakukan pengkajian.
"Saya bisa memastikan bahwa Hamas telah memberikan respons. Kami sedang mengkaji respons tersebut saat ini, dan mendiskusikannya dengan mitra-mitra kami di kawasan," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Millers saat berbicara kepada wartawan setempat.
Miller menambahkan bahwa Direktur Badan Intelijen Pusat AS, CIA, Bill Burns "sedang berada di kawasan untuk mengerjakan hal ini secara real-time".
Dia menolak untuk untuk menjelaskan respons Hamas, yang menurut kelompok militan yang menguasai Jalur Gaza itu adalah menyetujui gencatan senjata. Miller mengatakan AS mendukung kesepakatan untuk menghentikan pertempuran dan membebaskan para sandera.
"Kami terus meyakini bahwa kesepakatan soal sandera adalah demi kepentingan terbaik rakyat Israel; demi kepentingan terbaik rakyat Palestina," sebutnya.
AS juga menyerukan kembali kepada Israel untuk tidak menyerang Rafah. Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Simak juga Video: Respons Dingin Biden soal Gelombang Demo Pro-Palestina di Kampus AS
(nvc/ita)