Jerman menjadi negara terbesar di Uni Eropa yang melegalkan penggunaan ganja secara rekreasional, meskipun ada penolakan keras dari politisi oposisi dan asosiasi medis setempat.
Seperti dilansir AFP, Senin (1/4/2024), berdasarkan langkah pertama dalam undang-undang terbaru yang banyak diperdebatkan, orang dewasa berusia 18 tahun ke atas sekarang diperbolehkan membawa 25 gram ganja kering dan menanam hingga tiga tanaman ganja di rumah mereka.
Perubahan ini menjadikan Jerman sebagai salah satu negara dengan undang-undang legalisasi ganja paling liberal di Eropa, bersama dengan Malta dan Luksemburg, yang masing-masing melegalkan penggunaan ganja untuk tujuan rekreasional tahun 2021 dan tahun 2023 lalu.
Belanda, yang dikenal dengan sikapnya yang permisif terhadap ganja, dalam beberapa tahun terakhir telah mengambil pendekatan yang lebih ketat untuk menangkal pariwisata ganja.
Ketika udang-undang itu mulai berlaku pada tengah malam, ratusan orang bersorak di Gerbang Brandenburg yang ikonik di Berlin, banyak di antara mereka yang menyalakan ganja bersama-sama dalam apa yang disebut oleh salah satu partisipan sebagai "sedikit kebebasan ekstra".
Sebagai langkah selanjutnya dalam reformasi hukum, mulai 1 Juli, ganja akan bsai didapatkan secara legal melalui "klub ganja" di negara tersebut. Asosiasi yang diregulasi itu akan diizinkan untuk memiliki masing-masing hingga 500 anggota, dan akan bisa mendistribusikan hingga 50 gram ganja per orang setiap bulannya.
Sementara itu, rencana awal penjualan ganja melalui toko-toko berlisensi dibatalkan karena adanya penolakan dari Uni Eropa, meskipun undang-undang kedua sedang dalam proses untuk menguji coba penjualan ganja di toko-toko semacam itu yang ada di wilayah-wilayah percontohan.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
(nvc/ita)