Jerman Beri Lampu Hijau untuk Legalisasi Ganja yang Kontroversial

Jerman Beri Lampu Hijau untuk Legalisasi Ganja yang Kontroversial

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 01 Apr 2024 17:21 WIB
A general view of the cannabis plants displayed at the annual Expo Cannabis in Montevideo, Uruguay, December 4, 2021. REUTERS/Mariana Greif/File Photo Acquire Licensing Rights
Ilustrasi tanaman ganja (dok. REUTERS/Mariana Greif/File Photo Acquire Licensing Rights)
Berlin -

Jerman menjadi negara terbesar di Uni Eropa yang melegalkan penggunaan ganja secara rekreasional, meskipun ada penolakan keras dari politisi oposisi dan asosiasi medis setempat.

Seperti dilansir AFP, Senin (1/4/2024), berdasarkan langkah pertama dalam undang-undang terbaru yang banyak diperdebatkan, orang dewasa berusia 18 tahun ke atas sekarang diperbolehkan membawa 25 gram ganja kering dan menanam hingga tiga tanaman ganja di rumah mereka.

Perubahan ini menjadikan Jerman sebagai salah satu negara dengan undang-undang legalisasi ganja paling liberal di Eropa, bersama dengan Malta dan Luksemburg, yang masing-masing melegalkan penggunaan ganja untuk tujuan rekreasional tahun 2021 dan tahun 2023 lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Belanda, yang dikenal dengan sikapnya yang permisif terhadap ganja, dalam beberapa tahun terakhir telah mengambil pendekatan yang lebih ketat untuk menangkal pariwisata ganja.

Ketika udang-undang itu mulai berlaku pada tengah malam, ratusan orang bersorak di Gerbang Brandenburg yang ikonik di Berlin, banyak di antara mereka yang menyalakan ganja bersama-sama dalam apa yang disebut oleh salah satu partisipan sebagai "sedikit kebebasan ekstra".

ADVERTISEMENT

Sebagai langkah selanjutnya dalam reformasi hukum, mulai 1 Juli, ganja akan bsai didapatkan secara legal melalui "klub ganja" di negara tersebut. Asosiasi yang diregulasi itu akan diizinkan untuk memiliki masing-masing hingga 500 anggota, dan akan bisa mendistribusikan hingga 50 gram ganja per orang setiap bulannya.

Sementara itu, rencana awal penjualan ganja melalui toko-toko berlisensi dibatalkan karena adanya penolakan dari Uni Eropa, meskipun undang-undang kedua sedang dalam proses untuk menguji coba penjualan ganja di toko-toko semacam itu yang ada di wilayah-wilayah percontohan.

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Pemerintah Jerman, yang merupakan koalisi tiga pihak yang dipimpin Partai Sosial Demokrat pimpinan Kanselir Olaf Scholz, berpendapat bahwa legalisasi ganja akan membantu dalam membendung peningkatan pasar gelap untuk zat populer tersebut.

Namun kelompok kesehatan telah menyuarakan kekhawatiran bahwa legalisasi ganja akan memicu peningkatan penggunaan di kalangan anak muda, yang menghadapi risiko kesehatan tertinggi.

Para pakar telah memperingatkan bahwa penggunaan ganja di kalangan generasi muda bisa mempengaruhi perkembangan sistem saraf pusat, sehingga meningkatkan risiko berkembangnya psikosis dan skizofrenia.

Bahkan Menteri Kesehatan Jerman, Karl Lauterbach, yang seorang dokter pernah mengatakan bahwa konsumsi ganja itu "berbahaya" terutama bagi kaum muda.

Pemerintah Berlin telah menjanjikan kampanye informasi yang luas untuk meningkatkan kesadaran akan risiko dan meningkatkan program dukungan. Pemerintah juga menekankan bahwa ganja akan tetap dilarang untuk anak di bawah 18 tahun dan dalam jarak 100 meter dari sekolah, taman kanak-kanak dan area bermain.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads