Pemerintah Mesir mengingatkan bahwa rencana invasi darat Israel ke Rafah di Gaza selatan akan menimbulkan "dampak bencana" bagi perdamaian di Timur Tengah.
Dalam sesi sidang Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa, Swiss, para menteri luar negeri dari dari negara-negara Liga Arab mengatakan bahwa beberapa negara menutup mata terhadap penderitaan di Gaza.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Mesir Sameh Shoukry mengatakan polarisasi ekstrem yang terjadi akibat perang Gaza, telah memperlihatkan standar ganda beberapa anggota badan hak asasi manusia PBB.
"Dunia sedang menyaksikan kejahatan dan pelanggaran paling keji terhadap rakyat Palestina," kata Shoukry, seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (28/2/2024).
Dia menyerukan gencatan senjata segera dan mendesak Israel untuk tidak menyerang Rafah.
"Setiap tindakan militer dalam situasi seperti ini akan menimbulkan dampak bencana yang merusak perdamaian di kawasan," ujarnya memperingatkan.
Sebelumnya, pemerintah Israel telah mengatakan bahwa gencatan senjata dengan Hamas akan menunda, bukan mencegah, invasi darat ke Rafah, tempat sekitar 1,4 juta warga sipil Palestina mencari perlindungan dari perang Gaza.
Perang di Gaza dimulai setelah kelompok militan Hamas yang menguasai wilayah Palestina tersebut melancarkan serangan pada 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.160 orang di Israel, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP.
Hamas juga melakukan penyanderaan, yang 130 orang di antaranya saat ini masih disandera di Gaza.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
(ita/ita)