Badan pangan PBB mengatakan bahwa pihaknya telah menghentikan pengiriman bantuan ke Gaza utara meskipun terjadi kelaparan yang meluas. Ini terpaksa dilakukan setelah konvoi truk yang mengangkut bantuan menghadapi tembakan dan penjarahan.
Program Pangan Dunia (WFP) melanjutkan pengiriman pada hari Minggu lalu setelah terhenti selama tiga minggu, tetapi konvoi truknya "menghadapi kekacauan dan kekerasan karena hilangnya ketertiban sipil," kata WFP dalam sebuah pernyataan pada Selasa (20/2) waktu setempat.
Dua puluh minggu setelah Israel mulai berperang melawan Hamas di Jalur Gaza, badan-badan PBB telah memperingatkan bahwa makanan dan air bersih sangat langka. WFP mengatakan timnya telah melaporkan "tingkat keputusasaan yang belum pernah terjadi sebelumnya."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Badan yang bermarkas di Roma, Italia tersebut mengatakan pihaknya berencana mengirimkan truk makanan setiap hari selama tujuh hari.
Namun pada hari Minggu lalu, konvoi truk bantuan tersebut harus menangkis "berbagai upaya yang dilakukan oleh orang-orang yang mencoba naik ke truk kami, kemudian menghadapi tembakan ketika kami memasuki Kota Gaza," kata WFP, dilansir kantor berita AFP dan Al Arabiya, Rabu (21/2/2024).
"Pada hari Senin, perjalanan konvoi kedua ke utara menghadapi kekacauan dan kekerasan akibat hilangnya ketertiban sipil.
"Beberapa truk dijarah... dan seorang sopir truk dipukuli. Tepung yang tersisa dibagikan secara spontan dari truk-truk di Kota Gaza, di tengah ketegangan tinggi dan kemarahan yang meledak-ledak," tambahnya.
WFP mengatakan pihaknya terpaksa menghentikan pengiriman "sampai kondisi memungkinkan untuk distribusi aman."