Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa mengakui negara Palestina "bukanlah hal yang tabu bagi Prancis". Macron juga mengulangi kembali peringatannya terhadap Israel agar tidak melancarkan serangan darat ke Rafah, Jalur Gaza bagian selatan.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (17/2/2024), pernyataan Macron terkait pengakuan negara Palestina itu menjadi komentar pertama semacam itu yang disampaikan sejak dimulainya perang antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.
"Pengakuan negara Palestina bukanlah hal yang tabu bagi Prancis," ucap Macron saat berbicara dalam konferensi pers bersama Raja Yordania Abdullah II usai pertemuan di Paris, Jumat (16/2) waktu setempat.
Komentar Macron itu disampaikan setelah PM Israel Benjamin Netanyahu menolak mentah-mentah rencana pengakuan internasional atas negara Palestina, menyusul laporan soal inisiatif tersebut yang diungkapkan oleh media terkemuka Amerika Serikat (AS), The Washington Post.
Laporan The Washington Post itu menyebut pemerintah Presiden AS Joe Biden dan sejumlah negara Arab sedang menyusun rencana komprehensif untuk perdamaian jangka panjang antara Israel dan Palestina. Rencana itu mencakup batas waktu yang pasti untuk pembentukan negara Palestina.
Macron, dalam konferensi pers di Paris, kembali menyampaikan peringatan kepada Israel untuk tidak menyerang kota Rafah, titik paling selatan di Jalur Gaza yang dikepung dan dibombardir oleh pasukan Tel Aviv. Rafah juga menjadi tempat pelindungan bagi lebih dari satu juta pengungsi Palestina yang menghindari perang.
"Serangan Israel di Rafah hanya akan menimbulkan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan akan menjadi titik balik dalam konflik ini," ujar Macron mengingatkan.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
(nvc/idh)