5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini

5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 31 Jan 2024 17:48 WIB
Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu attends the weekly cabinet meeting at his office in Jerusalem on September 27, 2023. (Photo by ABIR SULTAN / POOL / AFP)
PM Israel Benjamin Netanyahu (dok. AFP/ABIR SULTAN)
Jakarta -

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menegaskan pasukan militernya tidak akan ditarik mundur dari Jalur Gaza sampai mereka menang atas Hamas. Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris David Cameron mengatakan negaranya siap mempertimbangkan untuk mengakui negara Palestina secara resmi.

Menanggapi laporan Hamas sedang mempertimbangkan proposal gencatan senjata di Gaza, Netanyahu menegaskan Israel "tidak akan berkompromi untuk apa pun yang bukan kemenangan total". Dia menyatakan bahwa sampai tujuan Israel tercapai, tidak akan ada tahanan Palestina yang dibebaskan dari penjara Israel.

Sementara itu, Cameron menyebut langkah mengakui negara Palestina bisa membantu mewujudkan solusi dua negara, yang sejak lama didukung Inggris, sebagai solusi konflik antara Palestina dan Israel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Rabu (31/1/2024):

- Militer Israel Banjiri Terowongan Gaza untuk Setop Serangan Hamas

ADVERTISEMENT

Militer Israel mengatakan mereka telah menyalurkan air ke terowongan bawah tanah di Jalur Gaza dalam upaya menghentikan serangan-serangan kelompok Hamas. Langkah itu bertujuan menghancurkan jaringan terowongan bawah tanah yang digunakan Hamas untuk melancarkan serangan terhadap Israel.

"Ini merupakan bagian dari serangkaian cara yang dikerahkan oleh IDF (Angkatan Bersenjata Israel) untuk menetralisir ancaman jaringan terowongan bawah tanah Hamas," sebut militer Israel dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Rabu (31/1/2024).

Pernyataan militer Israel pada Selasa (30/1) waktu setempat itu mengonfirmasi laporan-laporan media sebelumnya.

- Hamas Pertimbangkan Proposal Gencatan Senjata Terbaru di Gaza

Hamas tengah mempertimbangkan proposal untuk gencatan senjata terbaru di Jalur Gaza. Proposal gencatan senjata itu melibatkan tiga tahap, yang mencakup pembebasan sandera yang ditahan Hamas dan pembebasan para tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.

Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (31/1/2024), seorang pejabat senior Hamas yang enggan disebut namanya menuturkan kepada Reuters bahwa perempuan, anak-anak dan warga lanjut usia (lansia), serta orang-orang yang terluka akan akan dibebaskan pada tahap pertama gencatan senjata.

Hamas, pada Selasa (30/1) waktu setempat, mengatakan pihaknya sedang mempelajari proposal gencatan senjata terbaru dalam perang melawan Israel di Jalur Gaza. Pernyataan itu disampaikan beberapa jam setelah pasukan komando Israel membunuh tiga militan Palestina dalam serangan di rumah sakit di Tepi Barat.

Simak Video 'Ogah Tarik Militer dari Gaza, Netanyahu Ingin Kemenangan Mutlak':

[Gambas:Video 20detik]



- Netanyahu Ogah Tarik Pasukan Israel dari Gaza Sebelum Menang Lawan Hamas

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menegaskan pasukan militernya tidak akan ditarik mundur dari Jalur Gaza sampai mereka meraup "kemenangan total" atas Hamas. Penegasan itu disampaikan Netanyahu saat Hamas sedang mempertimbangkan proposal gencatan senjata terbaru di Jalur Gaza.

Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (31/1/2024), proposal gencatan senjata itu diajukan menyusul pembicaraan di Paris antara Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani dengan Direktur CIA Williams Burns dan kepala badan intelijen Israel, Mossad, serta kepala intelijen Mesir.

Al Thani mengungkapkan bahwa pertemuan itu menghasilkan kerangka kerja untuk gencatan senjata bertahap, di mana sandera-sandera perempuan dan anak-anak akan dibebaskan terlebih dahulu, dan bantuan juga akan memasuki Jalur Gaza yang terkepung.

- Inggris Pertimbangkan untuk Secara Resmi Mengakui Negara Palestina

Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris David Cameron mengatakan negaranya siap mempertimbangkan untuk mengakui negara Palestina secara resmi. Cameron menyebut langkah mengakui negara Palestina bisa membantu mewujudkan solusi dua negara, yang sejak lama didukung Inggris, sebagai solusi konflik.

Seperti dilansir BBC, Rabu (31/1/2024), hal tersebut disampaikan Cameron saat berbicara di hadapan Dewan Konservatif Timur Tengah, yang menjamu para Duta Besar negara-negara Arab yang berkunjung ke parlemen Inggris pada Senin (29/1) waktu setempat.

Dalam pertemuan itu, Cameron mengatakan bahwa warga Palestina harus diberi "cakrawala politik" untuk mendorong terwujudnya perdamaian di Timur Tengah. Menurutnya, rakyat Palestina harus diperlihatkan "kemajuan yang tidak bisa diubah" menuju solusi dua negara.

- Rusia Kecam Langkah AS dkk Setop Pendanaan UNRWA

Rusia mengecam keras keputusan sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat (AS), yang menghentikan pendanaan untuk Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pengungsi Palestina atau UNRWA. Moskow menyebut langkah yang diambil AS dan negara-negara lainnya itu sebagai bentuk "hukuman kolektif".

Seperti dilansir AFP, Rabu (31/1/2024), sejumlah negara donatur UNRWA, termasuk AS, mengumumkan akan menghentikan pendanaan menyusul tuduhan Israel soal beberapa staf badan PBB itu terlibat dalam serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, yang menewaskan 1.200 orang di wilayah Israel.

"Apa yang telah dan sedang terjadi adalah hukuman kolektif, yang dilarang oleh hukum kemanusiaan internasional," ucap Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov dalam pernyataannya.

Halaman 2 dari 2
(nvc/nvc)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads