Hamas Pertimbangkan Proposal Gencatan Senjata Terbaru di Gaza

Hamas Pertimbangkan Proposal Gencatan Senjata Terbaru di Gaza

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 31 Jan 2024 10:56 WIB
A woman holds a baby as Palestinians fleeing Khan Younis, due to the Israeli ground operation, move towards Rafah, amid the ongoing conflict between Israel and the Palestinian Islamist group Hamas, in the southern Gaza Strip, January 29, 2024. REUTERS/Mohammed Salem     TPX IMAGES OF THE DAY
Ilustrasi -- Warga Gaza memilih kabur ke Rafah saat Khan Younis dibombardir militer Israel (dok. REUTERS/MOHAMMED SALEM)
Gaza City -

Hamas tengah mempertimbangkan proposal untuk gencatan senjata terbaru di Jalur Gaza. Proposal gencatan senjata itu melibatkan tiga tahap, yang mencakup pembebasan sandera yang ditahan Hamas dan pembebasan para tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.

Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (31/1/2024), seorang pejabat senior Hamas yang enggan disebut namanya menuturkan kepada Reuters bahwa perempuan, anak-anak dan warga lanjut usia (lansia), serta orang-orang yang terluka akan akan dibebaskan pada tahap pertama gencatan senjata.

Hamas, pada Selasa (30/1) waktu setempat, mengatakan pihaknya sedang mempelajari proposal gencatan senjata terbaru dalam perang melawan Israel di Jalur Gaza. Pernyataan itu disampaikan beberapa jam setelah pasukan komando Israel membunuh tiga militan Palestina dalam serangan di rumah sakit di Tepi Barat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aksi pasukan Israel menyerang militan di dalam rumah sakit yang dipenuhi warga sipil itu semakin meningkatkan risiko menyebarnya perang ke wilayah lainnya. Pertempuran antara petempur Hamas dan tentara Israel masih berlanjut di dalam wilayah Jalur Gaza.

Bentrokan sengit di wilayah Jalur Gaza bagian utara telah memaksa lebih banyak warga sipil Palestina untuk mengungsi ke area-area lainnya yang lebih aman. Sedangkan wilayah selatan Jalur Gaza terus digempur serangan udara Israel.

ADVERTISEMENT

Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, dalam pernyataan terpisah, mengatakan kelompoknya telah menerima proposal gencatan senjata yang diajukan setelah dilakukan pembicaraan di Paris, Prancis. Haniyeh mengatakan dirinya akan mempelajari proposal tersebut dan mengunjungi Kairo untuk mendiskusikannya.

Ditegaskan oleh Haniyeh bahwa prioritas kelompoknya adalah mengakhiri serangan Israel dan penarikan penuh pasukan Israel dari seluruh wilayah Jalur Gaza.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Sebelumnya, seperti dilansir AFP, seorang pejabat senior Hamas, Taher al-Nunu, mengatakan bahwa kelompoknya menginginkan "gencatan senjata yang menyeluruh dan komprehensif, dan bukan gencatan senjata sementara" di Jalur Gaza.

Qatar, bersama Mesir dan Amerika Serikat, telah memimpin upaya mediasi sejak pecahnya perang pada 7 Oktober antara Israel dan Hamas.

Awal pekan ini, Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan bahwa pertemuan di Paris, Prancis dengan direktur CIA Bill Burns dan para pejabat tinggi keamanan Israel juga Mesir telah menghasilkan kerangka kerja untuk gencatan senjata bertahap.

Dia menegaskan bahwa kerangka kerja tersebut akan membuat para perempuan dan anak-anak sandera dibebaskan terlebih dahulu, dan bantuan juga akan memasuki Jalur Gaza yang terkepung.

Halaman 2 dari 2
(nvc/zap)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads