Rusia Kecam Langkah AS dkk Setop Pendanaan UNRWA

Rusia Kecam Langkah AS dkk Setop Pendanaan UNRWA

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 31 Jan 2024 14:23 WIB
Russian Foreign Minister Sergei Lavrov attends a joint news conference with Secretary-General of the Organisation of Islamic Cooperation (OIC) Hissein Brahim Taha in Moscow, Russia October 24, 2022. REUTERS/Evgenia Novozhenina/Pool
Menlu Rusia Sergei Lavrov (dok. REUTERS/Evgenia Novozhenina/Pool)
Moskow -

Rusia mengecam keras keputusan sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat (AS), yang menghentikan pendanaan untuk Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pengungsi Palestina atau UNRWA. Moskow menyebut langkah yang diambil AS dan negara-negara lainnya itu sebagai bentuk "hukuman kolektif".

Seperti dilansir AFP, Rabu (31/1/2024), sejumlah negara donatur UNRWA, termasuk AS, mengumumkan akan menghentikan pendanaan menyusul tuduhan Israel soal beberapa staf badan PBB itu terlibat dalam serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, yang menewaskan 1.200 orang di wilayah Israel.

"Apa yang telah dan sedang terjadi adalah hukuman kolektif, yang dilarang oleh hukum kemanusiaan internasional," ucap Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov dalam pernyataannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Lavrov mengingatkan bahwa penyelidikan terhadap tuduhan-tuduhan yang menjerat sejumlah staf UNRWA itu tidak boleh digantikan dengan "hukuman kolektif" terhadap badan PBB tersebut dan masyarakat Gaza pada umumnya.

"Jika penyelidikan itu dilaksanakan, maka fakta-faktanya akan terungkap," sebutnya.

ADVERTISEMENT

"Tapi jika penyelidikan itu digantikan dengan hukuman kolektif terhadap UNRWA dan, yang paling penting, orang-orang yang menerima bantuan berharga dari PBB, maka saya pikir itu adalah keputusan yang salah," tegas Lavrov dalam pernyataannya.

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Saksikan Video 'AS Cs Setop Danai UNRWA, Palestina: Sejalan Israel Mau Pindah Warga Gaza ke Mesir':

[Gambas:Video 20detik]



UNRWA telah memecat beberapa pegawainya sejak tuduhan dilontarkan Israel, dan berjanji akan melakukan penyelidikan menyeluruh atas klaim-klaim yang tidak disebutkan secara spesifik.

Serangan mengejutkan Hamas terhadap Israel pada Oktober tahun lalu, menurut para pejabat Tel Aviv, telah menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil. Sebanyak 250 orang lainnya diculik dan disandera di Jalur Gaza.

Israel merespons serangan Hamas dengan melancarkan rentetan serangan tanpa henti via udara, laut dan darat terhadap Jalur Gaza. Laporan terbaru otoritas Gaza menyebut sedikitnya 26.751 orang, kebanyakan perempuan dan anak-anak, tewas akibat rentetan serangan Israel.

Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads