Ibu Negara Korea Selatan (Korsel) Kim Keon Hee diduga menerima hadiah tas mewah bermerek Dior seharga 3 juta Won (Rp 35,6 juta). Pimpinan oposisi, Ketua Partai Demokrat, Lee Jae-myung menuduh Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mencampuri urusan Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa.
Tudingan Lee Jae-myung terhadap Yoon Suk Yeol terkait dugaan menutupi kecurigaan atas kasus dugaan gratifikasi yang melibatkan ibu negara, Kim Keon Hee.
Dilansir kantor berita Korsel, Yonhap, Minggu (28/1/2024), pernyataan tersebut mencuat usai Presiden Korsel Yoon dengan Han Dong-hoon, ketua Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang berkuasa berselisih. Perselisihan tersebut terkait tuduhan terhadap ibu negara Kim Keon Hee yang disebut menerima tas mewah sebagai hadiah pada tahun 2022.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Presiden tidak hanya gagal berkomunikasi dengan publik tetapi juga secara aktif terlibat dalam menyembunyikan kecurigaan seputar ibu negara, campur tangan terang-terangan dalam urusan partai, dan ikut campur dalam pemilu," kata Lee.
Di tengah kekhawatiran bahwa perpecahan tersebut dapat merugikan PPP dengan pemilu yang tinggal kurang dari 80 hari lagi, Yoon dan Han, yang dianggap sebagai salah satu orang kepercayaan terdekatnya sejak keduanya menjabat sebagai jaksa, bertemu secara dadakan di lokasi kebakaran pasar pada awal pekan ini.
Lee meminta Presiden Yoon untuk fokus pada penanganan isu-isu yang berkaitan dengan penghidupan masyarakat dan menjauhi politik, dengan mengatakan bahwa PPP fokus pada strategi populis dan perebutan kekuasaan.
Lee menegaskan bahwa bersekutu dengan kekuatan politik tertentu atau melakukan intervensi terhadap urusan partai berpotensi melanggar hukum.
Ibu Negara Korsel Diduga Terima Gratifikasi
Sebelumnya, Ibu Negara Korea Selatan (Korsel) Kim Keon Hee terekam kamera menerima hadiah tas mewah bermerek Dior seharga 3 juta Won (Rp 35,6 juta). Hal itu menyeret Presiden Yoon Suk Yeol dan partainya ke dalam kontroversi yang berpotensi mengancam upaya merebut kembali dominasi parlemen pada pemilu April nanti.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (25/1/2024), sejumlah anggota Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang kini berkuasa di Korsel dan menaungi Presiden Yoon telah mendesak sang Presiden Korsel dan istrinya untuk meminta maaf atas insiden yang dijuluki media lokal sebagai "skandal tas Dior".
Sang Ibu Negara Korsel juga didorong untuk mengakui bahwa menerima hadiah tas mewah semacam itu tidak pantas, dengan harapan skandal ini berakhir cepat.
Kantor kepresidenan Korsel menyatakan tidak ada informasi untuk diberikan terkait skandal tersebut.
Baca halaman selanjutnya.
Lihat juga Video: Ibu Negara Korsel Dicecar Warganya Gegara Terima Hadiah Tas Dior
Para pengamat menilai bahwa dengan memilih untuk tetap diam dan, pada akhir pekan, mendorong ketua partainya untuk mundur karena perbedaan pendapat soal sikap beberapa anggota, Presiden Yoon berisiko memantik api yang pada akhirnya bisa merugikan partainya sendiri pada pemilu 10 April mendatang.
"Ini adalah sebuah bom politik. Risiko Kim Keon Hee akan semakin besar," sebut pengamat politik setempat, Rhee Jong Hoon.
Presiden Yoon memenangkan pemilu tahun 2022 dengan kemenangan tipis, dengan PPP yang dipimpinnya menjadi minoritas di parlemen Korsel yang dikuasai oleh saingannya, Partai Demokrat Korsel.
Lebih lanjut, para pengamat mengatakan bahwa ketika Kim Keon Hee, seorang istri Presiden Korsel, menerima hadiah tas mewah tersebut, dia mungkin telah melanggar undang-undang anti-penyuapan. Dilaporkan bahwa hadiah tas yang diterima Kim Keon Hee itu diberi label harga 3 juta Won.