Geger Ibu Negara Korsel Terekam Kamera Terima Hadiah Tas Mewah

Geger Ibu Negara Korsel Terekam Kamera Terima Hadiah Tas Mewah

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 25 Jan 2024 17:30 WIB
Seoul -

Ibu Negara Korea Selatan (Korsel) Kim Keon Hee terekam kamera menerima hadiah tas mewah bermerek Dior seharga 3 juta Won (Rp 35,6 juta). Hal itu menyeret Presiden Yoon Suk Yeol dan partainya ke dalam kontroversi yang berpotensi mengancam upaya merebut kembali dominasi parlemen pada pemilu April nanti.

Seperti dilansir Reuters, Kamis (25/1/2024), sejumlah anggota Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang kini berkuasa di Korsel dan menaungi Presiden Yoon telah mendesak sang Presiden Korsel dan istrinya untuk meminta maaf atas insiden yang dijuluki media lokal sebagai "skandal tas Dior".

Sang Ibu Negara Korsel juga didorong untuk mengakui bahwa menerima hadiah tas mewah semacam itu tidak pantas, dengan harapan skandal ini berakhir cepat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kantor kepresidenan Korsel menyatakan tidak ada informasi untuk diberikan terkait skandal tersebut.

Para pengamat menilai bahwa dengan memilih untuk tetap diam dan, pada akhir pekan, mendorong ketua partainya untuk mundur karena perbedaan pendapat soal sikap beberapa anggota, Presiden Yoon berisiko memantik api yang pada akhirnya bisa merugikan partainya sendiri pada pemilu 10 April mendatang.

ADVERTISEMENT

"Ini adalah sebuah bom politik. Risiko Kim Keon Hee akan semakin besar," sebut pengamat politik setempat, Rhee Jong Hoon.

Presiden Yoon memenangkan pemilu tahun 2022 dengan kemenangan tipis, dengan PPP yang dipimpinnya menjadi minoritas di parlemen Korsel yang dikuasai oleh saingannya, Partai Demokrat Korsel.

Lebih lanjut, para pengamat mengatakan bahwa ketika Kim Keon Hee, seorang istri Presiden Korsel, menerima hadiah tas mewah tersebut, dia mungkin telah melanggar undang-undang anti-penyuapan. Dilaporkan bahwa hadiah tas yang diterima Kim Keon Hee itu diberi label harga 3 juta Won.

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Para pendukung Presiden Yoon menilai sang Ibu Negara Korsel menjadi korban dari rencana ilegal untuk menjebak dirinya dan kampanye kotor.

Kasus ini sebenarnya mencuat sejak November tahun lalu, ketika sebuah channel YouTube menayangkan sebuah video yang direkam secara diam-diam oleh seorang pendeta keturunan Korea-Amerika dengan kamera tersembunyi saat dirinya mengunjungi Kim Keon Hee dan menyerahkan hadiah tas tersebut.

Pendeta bernama Abraham Choi itu diketahui pernah terlibat dalam interaksi keagamaan dengan Korea Utara (Korut) dan merupakan pendukung interaksi Seoul dengan Pyongyang. Dalam pernyataannya, Choi mengatakan dirinya awalnya mengupayakan pertemuan dengan Kim Keon Hee karena keprihatinannya terhadap kebijakan garis keras Presiden Yoon terhadap Korut.

Choi mengatakan meskipun Kim Keon Hee merupakan seorang kenalan keluarganya, tanggapannya terhadap diskusi mengenai kemungkinan hadiah mewah -- termasuk kosmetik Chanel yang menurut Choi diberikan kepada sang Ibu Negara pada pertemuan pertama mereka -- membuatnya percaya bahwa hadiah semacam itu menjadi satu-satunya cara untuk mendapatkan audiensi.

"Bisa dibilang itu seperti tiket masuk. tiket pertemuan (dengan Kim Keon Hee)," ucap Choi dalam wawancara dengan Reuters pada Selasa (23/1) waktu setempat.

Kantor kepresidenan Korsel menyatakan tidak ada komentar terhadap klaim-klaim yang disampaikan Choi.

Namun seorang pejabat kantor kepresidenan, yang enggan disebut namanya, menuturkan kepada kantor berita Yonhap pekan lalu bahwa Choi sengaja mendekati Kim Keon Hee dengan tujuan merekam video secara ilegal menggunakan koneksi keluarganya.

Disebutkan juga oleh pejabat kantor kepresidenan tersebut bahwa hadiah tersebut telah ditangani dan disimpan sebagai milik negara.

Sosok Kim Keon Hee sudah sejak lama diselimuti kontroversi. Wanita berusia 51 tahun yang berprofesi sebagai pengusaha ini masih terseret tuduhan manipulasi saham yang terjadi 12 tahun lalu.

Baru-baru ini, parlemen Korsel yang dikuasai oposisi menunjuk jaksa khusus untuk menyelidiki Ibu Negara Korsel tersebut. Namun partai PPP yang berkuasa menentang undang-undang yang mengatur penunjukan jaksa khusus itu dan Presiden Yoon menggunakan hak vetonya terhadap undang-undang yang dinilai bermotif politik tersebut.

Tahun 2021 lalu, Kim Keon Hee menyampaikan permintaan maaf publik setelah berbulan-bulan terjerat tuduhan pemalsuan catatan profesional dan plagiarisme dalam tesis Ph.D. miliknya yang membayangi kampanye pilpres Yoon.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads