Dua anggota pasukan elite Navy SEAL Amerika Serikat (AS), yang hilang dalam operasi di laut lepas Somalia untuk menyita senjata Iran yang ditujukan bagi kelompok Houthi di Yaman, dinyatakan tewas. Upaya pencarian yang dilakukan selama 10 hari gagal untuk menemukan keduanya.
Komando Pusat AS atau CENTCOM sebelumnya mengatakan dua personel SEAL itu hilang saat terlibat dalam operasi 11 Januari lalu, di mana para personel operasi khusus elite itu menaiki sebuah kapal Iran di lepas pantai Somalia dan menyita komponen rudal buatan Iran.
"Kami dengan menyesal mengumumkan bahwa setelah pencarian menyeluruh selama 10 hari, dua personel US Navy SEAL kami yang hilang belum ditemukan dan status mereka diubah menjadi meninggal dunia," demikian pernyataan CENTCOM, seperti dilansir AFP, Senin (22/1/2024).
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Senin (22/1/2024):
- Korban Tewas Serangan Israel di Suriah Bertambah Jadi 13 Orang
Korban tewas akibat serangan di Damaskus, Suriah yang menargetkan kepala mata-mata Garda Revolusi Iran di Suriah bertambah menjadi 13 orang. Israel disebut-sebut mendalangi serangan itu.
"Jumlah korban tewas meningkat menjadi 13 orang," kata kelompok pemantau Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengenai serangan yang terjadi hari Sabtu lalu, merevisi jumlah korban tewas sebelumnya.
Dilansir kantor berita AFP, Senin (22/1/2024), Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) mengonfirmasi bahwa mereka kehilangan lima anggotanya dalam serangan yang mereka tuduhkan dilakukan oleh Israel, musuh bebuyutan regional mereka.
Menurut Observatorium Suriah, korban tewas termasuk "lima warga Iran, termasuk tiga pemimpin IRGC, empat warga Suriah yang bekerja dengan Iran, satu warga sipil Suriah, dua warga Lebanon, dan satu warga negara Irak".
- Arab Saudi Tegaskan Tak Ada Normalisasi dengan Israel Tanpa Palestina
Menteri Luar Negeri (Menlu) Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan kembali menegaskan bahwa tidak akan ada normalisasi hubungan dengan Israel, tanpa jalan menuju pembentukan negara Palestina.
Seperti dilansir Al Arabiya, Senin (22/1/2024), Pangeran Faisal dalam wawancara dengan CNN, yang disiarkan pada Minggu (21/1) waktu setempat, menyatakan bahwa hubungan resmi antara Riyadh dan Tel Aviv tidak akan terjalin sebelum masalah Palestina diselesaikan.
Saat ditanya apakah itu berarti tidak akan ada hubungan resmi tanpa jalan menuju negara Palestina yang kredibel dan tidak bisa diubah, Pangeran Faisal menjawab: "Itulah satu-satunya cara agar kita bisa mendapatkan manfaatnya."
"Jadi iya, karena kita memerlukan stabilitas dan hanya stabilitas yang bisa dicapai melalui penyelesaian masalah Palestina," tegasnya.
- Hamas Tegaskan Serangan ke Israel Diperlukan, Akui Ada Kesalahan
Kelompok Hamas merilis laporan yang isinya membenarkan serangan 7 Oktober terhadap Israel sebagai "langkah yang diperlukan". Hamas juga mengakui adanya kesalahan dalam serangannya, dan menegaskan para petempurnya hanya menargetkan tentara Israel serta orang-orang yang membawa senjata.
(ita/ita)