Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menolak persyaratan yang diajukan oleh Hamas untuk mengakhiri perang dan membebaskan para sandera. Persyaratan dari Hamas itu mencakup penarikan total pasukan Israel dan membiarkan Hamas tetap berkuasa di Jalur Gaza.
"Sebagai imbalan atas pembebasan para sandera kita, Hamas menuntut diakhirinya perang, penarikan pasukan kita dari Gaza, pembebasan semua pembunuh dan pemerkosaan," ucap Netanyahu dalam pernyataannya membahas persyaratan yang diajukan Hamas, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (22/1/2024).
"Dan membiarkan Hamas tetap utuh," sebutnya.
"Saya langsung menolak persyaratan menyerahkan diri kepada monster Hamas," tegas Netanyahu dalam pernyataan pada Minggu (21/1) waktu setempat.
Saat pesawat tempur Israel kembali mengebom Khan Younis di Jalur Gaza bagian selatan, seorang pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan kepada Reuters bahwa penolakan pemimpin Israel untuk mengakhiri serangan militer di Jalur Gaza "berarti tidak ada peluang bagi kembalinya para tawanan (Israel)".
Kesepakatan yang dicapai pada akhir November lalu, dengan dimediasi Amerika Serikat (AS), Qatar dan Mesir, menghasilkan pembebasan lebih dari 100 sandera oleh Hamas -- dari 250 orang yang disandera di Jalur Gaza sejak serangan 7 Oktober -- yang ditukar dengan pembebasan 240 tahanan Palestina dari penjara Israel.
Sejak kesepakatan itu berakhir, Netanyahu menghadapi tekanan yang semakin besar untuk menjamin pembebasan sekitar 136 sandera yang masih tersisa.
Simak Video 'Murka, Netanyahu Sebut ICJ Tak Bisa Hentikan Serangan Israel ke Gaza':
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
(nvc/ita)