Netanyahu Tolak Syarat Hamas untuk Akhiri Perang-Bebaskan Sandera

Netanyahu Tolak Syarat Hamas untuk Akhiri Perang-Bebaskan Sandera

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 22 Jan 2024 13:58 WIB
Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu speaks during the weekly cabinet meeting at the Defence Ministry in Tel Aviv, Israel, January 7, 2024. REUTERS/Ronen Zvulun/Pool/File Photo Acquire Licensing Rights
PM Israel Benjamin Netanyahu (dok. REUTERS/Ronen Zvulun/Pool/File Photo Acquire Licensing Rights)
Tel Aviv -

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menolak persyaratan yang diajukan oleh Hamas untuk mengakhiri perang dan membebaskan para sandera. Persyaratan dari Hamas itu mencakup penarikan total pasukan Israel dan membiarkan Hamas tetap berkuasa di Jalur Gaza.

"Sebagai imbalan atas pembebasan para sandera kita, Hamas menuntut diakhirinya perang, penarikan pasukan kita dari Gaza, pembebasan semua pembunuh dan pemerkosaan," ucap Netanyahu dalam pernyataannya membahas persyaratan yang diajukan Hamas, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (22/1/2024).

"Dan membiarkan Hamas tetap utuh," sebutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya langsung menolak persyaratan menyerahkan diri kepada monster Hamas," tegas Netanyahu dalam pernyataan pada Minggu (21/1) waktu setempat.

Saat pesawat tempur Israel kembali mengebom Khan Younis di Jalur Gaza bagian selatan, seorang pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan kepada Reuters bahwa penolakan pemimpin Israel untuk mengakhiri serangan militer di Jalur Gaza "berarti tidak ada peluang bagi kembalinya para tawanan (Israel)".

ADVERTISEMENT

Kesepakatan yang dicapai pada akhir November lalu, dengan dimediasi Amerika Serikat (AS), Qatar dan Mesir, menghasilkan pembebasan lebih dari 100 sandera oleh Hamas -- dari 250 orang yang disandera di Jalur Gaza sejak serangan 7 Oktober -- yang ditukar dengan pembebasan 240 tahanan Palestina dari penjara Israel.

Sejak kesepakatan itu berakhir, Netanyahu menghadapi tekanan yang semakin besar untuk menjamin pembebasan sekitar 136 sandera yang masih tersisa.

Simak Video 'Murka, Netanyahu Sebut ICJ Tak Bisa Hentikan Serangan Israel ke Gaza':

[Gambas:Video 20detik]

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Forum Keluarga Sandera dan Orang Hilang menuntut dalam pernyataannya agar Netanyahu "secara jelas menyatakan tidak akan meninggalkan warga sipil, tentara, dan orang-orang lainnya yang diculik dalam bencana Oktober".

"Kita harus mengupayakan kesepakatan sekarang. Jika Perdana Menteri memutuskan untuk mengorbankan para sandera, dia harus menunjukkan kepemimpinannya dan secara jujur menyatakan posisinya kepada masyarakat Israel," cetus Forum Keluarga Sandera dan Orang Hilang tersebut.

Kerabat para sandera Israel menggelar unjuk rasa di luar kediaman Netanyahu untuk menuntut adanya tindakan. "Kami membutuhkan pemerintah untuk segera memperbaiki masalah yang mereka timbulkan dan segera memulangkan para sandera ini," tegas Jon Polin, ayah salah satu sandera Israel bernama Hersh Goldberg-Polin.

Netanyahu Pertegas Penolakan terhadap Negara Palestina

Dalam pernyataannya, Netanyahu juga mempertegas penolakan terhadap pembentukan negara Palestina. Baru-baru ini, Netanyahu secara terang-terangan menolak negara Palestina -- salah satu solusi yang ditawarkan sekutunya, Amerika Serikat, untuk perdamaian jangka panjang antara Israel dan Palestina.

"Saya tidak akan berkompromi mengenai kendali penuh keamanan Israel atas seluruh wilayah di sebelah barat Sungai Yordan," tegasnya.

Lebih lanjut, Netanyahu mengulangi kembali pernyataannya bahwa dirinya akan bersikeras menuntut "kontrol keamanan penuh Israel atas seluruh wilayah barat (Sungai) Yordan". Dia mengakui bahwa dirinya menentang "tekanan internasional dan dalam negeri" untuk mengubah posisi ini.

"Sikap bersikeras dari saya adalah hal yang selama bertahun-tahun mengalangi pembentukan negara Palestina yang akan menimbulkan bahaya nyata bagi Israel," tegasnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads