Sedikitnya 10 personel militer Taiwan, baik yang sudah mantan maupun yang masih aktif bertugas, didakwa menjadi mata-mata untuk China. Dalam kasus ini, dua personel militer Taiwan di antaranya bahkan membuat video yang isinya berjanji untuk 'menyerah' kepada militer China.
Seperti dilansir AFP, Senin (27/11/2023), China mengklaim Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri sebagai bagian wilayah kedaulatannya, dan meningkatkan tekanan militer serta politik terhadap Taipei dalam beberapa tahun terakhir.
Kedua negara itu memisahkan diri sejak tahun 1949 silam setelah perang sipil pecah, dan aksi saling memata-matai pun dilakukan oleh Beijing juga Taipei.
Kantor Kejaksaan Tinggi Taiwan, dalam pernyataannya, menyebut tiga terdakwa dituduh merekrut tentara aktif untuk mengumpulkan informasi militer guna 'mengembangkan jaringan untuk China'.
Empat personel militer Taiwan yang mereka rekrut juga didakwa telah menyerahkan 'beberapa benda rahasia militer' kepada Beijing dengan imbalan uang. Tidak disebutkan lebih lanjut oleh Kantor Kejaksaan Tinggi Taiwan soal wujud rahasia militer yang dimaksud dan berapa besaran imbalan uang itu.
Dua personel militer Taiwan lainnya -- keduanya perwira aktif -- didakwa telah merekam video 'perang psikologis' untuk China. Dalam video itu, kedua tentara Taiwan itu mengatakan: "Saya bersedia menyerah kepada Tentara Pembebasan Rakyat (militer China-red)."
"Tentara aktif yang menyatakan sumpah setia kepada Partai Komunis China merupakan tindakan yang sangat jahat," sebut Kantor Kejaksaan Tinggi Taiwan.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
(nvc/ita)