Otoritas Taiwan menahan seorang perwira militer dan beberapa kolaboratornya atas dugaan membocorkan rahasia militer negara itu kepada China. Perwira militer Taiwan itu juga diduga membentuk badan mata-mata beranggotakan personel militer aktif dan pensiunan militer untuk mengumpulkan intelijen bagi Beijing.
Seperti dilansir Associated Press, Rabu (2/8/2023), Kementerian Pertahanan Taiwan menuturkan bahwa seorang Letnan Kolonel bermarga Hsieh dan beberapa terdakwa lainnya diduga telah direkrut oleh China untuk membocorkan rahasia pertahanan nasional dan informasi lainnya.
"Kementerian Pertahanan Nasional merasa sedih dan sangat mengecam sejumlah kecil oknum yang melanggar kewajiban membela negara dan melakukan kejahatan seperti mengkhianati rakyat negara ini," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Taiwan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penahanan itu dilakukan saat ketegangan militer antara Taiwan dan China semakin meningkat. Beijing mengklaim Taipei yang memiliki pemerintahan demokratis sebagai bagian wilayah kedaulatannya.
China telah sejak lama menjalankan kampanye untuk merekrut pensiunan personel militer Taiwan untuk memasok rahasia negara, dengan imbalan uang atau hadiah.
Laporan surat kabar lokal Taipei Times, yang mengutip sumber Kejaksaan Tinggi Taiwan, menyebut Hsieh juga diduga mengembangkan organisasi mata-mata beranggotakan para personel militer aktif saat ini dan pensiunan militer yang bertugas mengumpulkan intelijen untuk China.
Tidak disebutkan lebih lanjut ancaman hukuman untuk tuduhan-tuduhan semacam itu.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Seorang pensiunan militer berpangkat Mayor dan tiga orang lainnya, menurut Taipei Times, juga telah diinterogasi dalam kasus tersebut.
Namun mereka kemudian dibebaskan setelah membayar jaminan sebesar 20.000 dolar Taiwan Baru (Rp 9,6 juta) hingga 600.000 dolar Taiwan Baru (Rp 288,2 juta).
Bulan lalu, otoritas Taiwan menahan lima orang, termasuk seorang instruktur yo-yo China, atas dugaan menjadi mata-mata Beijing.